Hadir di Surabaya, Tulola Jewelry kenalkan perhiasan desain nusantara

Minggu, 6 November 2022 | 13:43 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Tulola Jewelry akhirnya membuka butik pertamanya di Tunjungan Plaza Surabaya, Sabtu (5/11/2022). Bertepatan dengan pembukaan tersebut, Tulola juga memperkenalkan satu koleksi terbarunya, hasil kolaborasi dengan Marsya Timothy yang diberi nama "Shine", desain yang cukup unik dan imut yang mengedepankan detil.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Co-Founder Tulola Jewelry Franka Franklin Makarim, Co-founder Tulola Jewelry Happy Salma dan Founder Tulola Jewelry Sri Luce Rusna. Kolaborasi ketiga perempuan hebat ini telah melahirkan puluhan ribu item perhiasan dengan desain yang memadukan antara tradisional dan modern.

"Yang bikin unik, desian kita hidup dan terinspirasi dari alam. Daunnya benar-benar diukir, terlihat sangat hidup. Detail motif sangat kami perhatikan dengan mengombinasikan unsur modern dengan motif komunal," kata Happy Salma.

Tidak hanya dari alam seperti dedaunan, akar ataupun ranting dan bunga, desain yang diterapkan oleh Tulola juga banyak terinspirasi dari karya seni dan karya tulis yang melegenda seperti "Bumi Manusia" karya Pramudya Ananta Toer.

"Konsep kami yang kuat ini berasal dari kekayaan Indonesia, sastra Indonesia serta alam Indonesia. Dari ungkapan Pramudya Ananta Toer, Cinta itu indah kita harus berani memperjuangkannya, kita terjemahkan dalam sebuah desain secara berjilid," ungkap Happy Salma.

Saat ini, Tulola sudah  miliki 7 gerai, satu gerai di Bali, lima gerai di Jakarta dan gerai ke-tujuh ada di Tunjungan plaza Surabaya. Kedepannya, ia ingin membuka tiga gerai lagi di dalam negeri untuk memperkuat pasar dalam negeri 

Happy mengungkapkan, potensi pasar perhiasan dalam negeri sangat menjanjikan. Ini terlihat dari jumlah item koleksi Tulola yang terjual sepanjang tahun 2022 yang mencapai 20.000 item perhiasan. "Dulu awal 2022, item yang keluar dari studio kami hanya sekitar 5.000 item, tidak menyangka jika di pertengahan tahun penjualan sangat pesat hingga sampai 20.000 item," tambahnya.

Sri Luce Rusna menambahkan, peningkatan penjualan ini dipicu oleh upaya Tulola untuk menjadikan konsumen sebagai keluarga. "Ternyata salah satu penyebab market terus tumbuh karena kita selalu menjadikan konsumen Tulola itu sebagai keluarga. Kita belajar dari mereka, karakter mereka, kita juga mendapatkan inspirasi dari mereka," kata Sri Luce Rusna.

Kedepan, baik Sri maupun Happy berharap penjualan akan terus tumbuh agar banyak tenaga kerja yang bisa direkrut. Harapan mereka sangat sederhana, bagaimana mereka bisa mempekerjakan tukang perhiasan yang lebih banyak lagi agar bisa membantu perekonomian kerakyatan. 

"Tulola dirintis oleh ibunya Sri, dikerjakan di garasi hanya dengan 5 tukang, sekarang sudah berkembang hingga membutuhkan 60 tukang. Berarti berapa market yang akan dibantu disaat konsumen Indonesia menggunakan perhiasan Tulola. Target tahun depan semoga penjualan melebihi dari tahun sekarang.  Apalagi Tulola sudah buka di Surabaya karena sejarah Surabaya ini sangat menggiurkan bagi kami untuk menjelajahi disini, banyak brand besar Indonesia yang awalnya dari Surabaya," tambah Happy.

Terkait tren perhiasan tahun depan, Happy mengatakan akan tetap sama, yaitu desain tradisional dari konsep komunal yang dikombinasikan dengan desian modern. Heppy menuturkan, desain anting Subeng sudah diterapkan oleh Tulola selama 12 tahunan masih menjadi primadona. 

"Kita bikin bagaimana yang biasanya hanya dipakai saat upacara adat menjadi lebih modern dan simpel. Saya rasa ini masih jadi tren tahun depan. Subeng masih jadi primadona. Apalagi busana nasional sekarang mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia dan dunia,"  ujarnya.

Selain desain Bali, Tulola juga pernah mengeksplorasi desain dari Jawa Barat melalui kolaborasi dalam karya "Citra Resmi". Cerita tersebut berkisah tentang bagaimana perang Bubat di masa itu melahirkan tokoh Citra Resmi yang dianggap sebagai tokoh simbol, banyak mitos dari kisah tersebut. 

"Itu menginspirasi kita hingga kami sempat membikin koleksinya. Salah satu yang ingin kami sampaikn adalah betapa indah kerajinan yang kita punya, skill kraft yang kita buat itu tidak kalah jika dijual di luar negeri," pungkas  Co-Founder Tulola Jewelry Franka Franklin Makarim.kbc6

Bagikan artikel ini: