Investasi industri mamin diproyeksikan tembus Rp70 triliun

Kamis, 8 September 2022 | 08:29 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Pelaku usaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) memproyeksikan nilai investasi di tahun 2022 ini mampu menembus Rp 70 triliun.

Ketua Umum GAPMMI Adhi S Lukman mengatakan, pada paruh semester pertama tahun 2022 saja, realisasi industri makanan dan minuman (mamin) sudah menembus Rp 42 triliun atau naik 7,2% secara tahunan dibandingkan tahun 2021. Sementara tahun 2021, dalam catatannya realisasi investasi industi mamin sebesar Rp 65 triliun.

"Kami optimis target investasi industri mamin tahun 2022 ini tembus Rp 70 triliun," ujar Adhi menjawab kabarbisnis.com di sela pembukaan Food Ingredients (Fi) Asia 2022 yang diselenggarakan 7-9 September di Jakarta, Rabu (9/7/2022).

Adhi mengatatakan, potensi bertumbuhnya industri mamin ini tidak terlepas berlimpahnya sumber biodiversity hayati untuk bumbu masak dan bahan baku yang mutlak dibutuhkan industri pangan global. Karenanya tidaklah heran, ekspor komoditas industri pangan olahan semester I bertumbuh 19% atau US$21,3 miliar dari periode yang sama tahun lalu senilai US$19,5 miliar.

Adhi melihat, Indonesia berpeluang merebut investasi asing ke Tanah Air, melihat ekosistem investasi global tengah lesu terimbas tingginya tingkat inflasi di Amerika Serikat dan negara Eropa. Begitupula halnya dengan China yang saat ini masih dirudung dengan pemberlakuan kebijakan zero Covid-19.

Sementara permintaan domestik terus membaik seiring dengan kian longgarnya mobilitas masyarakat paska pandemi Covid-19 sehingga menjadi jaminan atas tetap tingginya minat investor. Menurutnya, sekitar 50% pengeluaran per kapita masyarakat Indonesia dikeluarkan untuk kebutuhan pangan, dari jumlah itu lebih dari 35% merupakan produk pangan olahan.

Melalui FI Asia 2022 yang menampilkan 300 produsen industri mamin di seluruh dunia diharapkan menjadi momentum promosi dan mengangkat pamor industri penyedia bahan baku bagi industri pangan di Tanah Air.

Michael van Sallandt, Head of Functional Fats Apical mengatakan, pihaknya turut berpartisipasi dalam Fi Asia 2022 dengan fokus menampilkan berbagai macam produk functional fats dan speciality fats dalam menentukan rasa, kualitas serta penyajian makanan.

Sejumlah produk kebutuhan untuk memasak, diantaranya cocoa butter substitute, cocoa butter replacer, shortening and filling fats, margarin, spread fats dan minyak goreng.

"Saat ini, karena preferensi dan persyaratan makanan yang terus berkembang, kami berfokus pada inovasi dan diversifikasi portofolio produk untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan yang terus berubah. Minyak dan lemak nabati berkelanjutan termasuk turunannya," ujarnya.

Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika mengatakan, pihaknya terus berupaya mengembangkan industri mamin melalui perpaduan kebijakan fiskal dan nonfiskal. Kemenperin juga telah mengusulkan insentif fiskal seperti tax holiday, tax allowance, super tax deduction, dan Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP).

"Upaya ini sebagai salah satu strategi kami untuk mendorong investasi, penguasaan teknologi,  serta penguatan struktur industri yang dapat dimanfaatkan perusahaan industri sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Sementara untuk kebijakan non fiskal, salah satunya kami terus aktif memfasilitasi promosi produk industri makanan dan minuman melalui pameran baik di dalam maupun di luar negeri," terangnya.

Putu melihat peningkatan pendapatan per kapita masyarakat, terutama 55 juta jiwa yang merupakan kelas menengah atas merupakan potensi pasar yang sangat besar. Selain itu ransformasi gaya hidup masyarakat yang semakin aktif dan dinamis akan mendorong permintaan produk mamin di masa mendatang.

Mengutip Riset McKinsey memperkirakan pada 2030, konsumen mamin Indonesia akan bertambah sebanyak 90 juta orang, dan pengeluaran untuk makanan dan minuman akan meningkat lebih dari 5% setiap tahunnya. Sehingga pada tahun 2030, proyeksi pengeluaran untuk makanan dan minuman diperkirakan mencapai US$94 miliar.kbc11

Bagikan artikel ini: