Antisipasi ancaman krisis pangan, BULOG siapkan bansos beras 400 ribu ton

Jum'at, 22 Juli 2022 | 09:52 WIB ET

KENDAL, kabarbisnis.com: Pemerintah menyiapkan langkah mitigasi risiko apabila terjadinya kerawanan pangan akut. Atas hal tersebut, Perum BULOG diminta bersiap diri melakukan mobilisasi dan stabilisasi pasokan beras nasional.

Dirut Perum BULOG Budi Waseso yang akrab disapa Buwas mengatakan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menyiapkan budget sebesar Rp 4,8 triliun guna mengantisipasi terjadinya dampak krisis pangan global. Sedianya budget tersebut akan dialokasikan kepada Perum BULOG untuk menyalurkan bantuan sosial sebesar 400.000 ton beras kepada kelompok masyarakat rentan rawan pangan.

Buwas mengaku belum dapat menjelaskan teknis program bantuan yang dimaksud mengingat pemerintah belum secara resmi merilisnya. Hanya saja, melihat kondisi geopolitik dan ancaman krisis pangan global, Presiden Jokowi menekankan agar Perum BULOG memperkuat penyaluran beras kepada masyarakat.

"Tapi, kita belum tahu apakah nantinya bersifat bantuan murni atau bantuan yang sifatnya masyarakat kurang mampu membeli beras misalnya Rp 6.000 per kilogram (kg). Tapi, pemerintah belum memutuskan," ujar Buwas menjawab kabarbisnis.com di Kendal, Jawa Tengah, Kamis (21/7/2022).

Karena itu, terkait apakah penyaluran bantuan beras tersebut berada di bawah kantor Menteri Koordinator Perekonomian yang langsung menugaskan Perum BULOG menyalurkan beras atau di bawah program Kementerian Koordinator Bidang Manusia dan Kebudayaan (Menkomavers) cc Kementerian Sosial.

Pada tahun 2021, Perum BULOG ditugaskan menyalurkan bantuan beras sebesar 200.000 ton kepada penerima Bantuan Sosial Tunai dan Program Keluarga Harapan (PKH). Penyaluran beras ini merupakan bagian dari bantuan pemerintah kepada masyarakat termasuk petani yang terdampak  ekonomi akibat pandemic Covid-19,

Data dari webiste BULOG, Jumat (22/7/2022) menyebutkan operasi pasar dari Cadangan Beras Pemerintah (OP CBP) mencapai 235.394 ton. Sementara realisasi pengadaan beras dari petani sebesar 602.472 ton.

Mantan Kabareskrim RI ini menambahkan posisi stok beras pemerintah di gudang BULOG mencapai 1,1 juta ton. Dia meyakini di posisi beras sebesar itu mampu untuk memenuhi kebutuhan bagi program bantuan sosial masyarakat sekaligus menahan gejolak harga beras di pasar.Hal ini dari keterlibatan BULOG sejak awal pandemic melalui penyaluran beras pada program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH).

Sebagai informasi saja, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulangkali menyuarakan ancaman krisis pangan yang akan mendera rakyat terutama di negara berkembang yang pada gilirannya akan menyeret ke jurang kelaparan dan kemiskinan ekstrim .Terakhir, Kepala Negara menyampaikan pandangan ini di Konferensi Tingkat Tinggi (G7) di Elmau, Jerman akhir bulan Juni.

Krisis pangan global dipacu akibat geopolitik perang Rusia dengan Ukrania.Selain ini menyebabkan berkurangnya 30-40% pasokan bahan baku gandum duniq yang selama ini Ukrania merupakan salah satu produsen terbesar. Hal ini juga menyebabkan mahalnya harga pupuk di pasar dunia akibat embargo terhadap Rusia.

Karena itu, menghadapi krisis pangan yang kini terjadi, Buwas juga negara berpangku tangan pada produksi beras semata. Dia juga ingin hasil produksi bahan pokok pengganti lain semisal jagung dan singkong mampu ikut lebih banyak berperan.

"Ada singkong, jagung, kentang, bahkan sagu, mestinya itu jadi kekuatan pangan kita. Diversifikasi pangan harus dikelola sebagai kekuatan pangan menyeluruh. Jadi jangan beras saja," seru Buwas.kbc11

Bagikan artikel ini: