Dukung transisi energi, PJT 1 targetkan PLTS Terapung Sutami beroperasi di 2024
SURABAYA, kabarbisnis.com: Perusahaan Jasa Tirta 1 atau PJT 1 berkomitmen mendukung terlaksananya transisi energi di Indonesia, dari penggunaan energi fosil ke Energi Baru Terbarukan (EBT). Salah satu upaya yang dilakukan adalah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di bendungan Sutami Malang.
Direktur Utama PJT 1 Raymond Valiant Ruritan mengungkapkan, sebenarnya pasokan listrik untuk wilayah Jawa Timur sudah berlebih atau over suplai, tetapi energi listrik tersebut sebagian besar dihasilkan dari pembangkit listrik yang berbasis bahan bakar fosil. Oleh karena itu pemerintah fokus untuk kembangkan pembangkit berbasis EBT.
"Hari ini Direksi PJT 1 dan PT PJB sudah bertemu, kami bersepakat untuk meneruskan sampai ketingkat kerjasama. Dan sekarang sedang menunggu penugasan dari PT PLN. Jika penugasan sudah turun, maka kami akan menjadi partner dalam pembangunan PLTS Terapung di Bendungan Sutami," ujar Raymond Valiant Ruritan di Surabaya, Senin (18/7/2022).
Pembangunan PLTS Terapung dengan nilai investasi sebesar Rp 1,3 triliun hingga Rp 1,6 triliun tersebut ditargetkan akan mulai dilaksanakan di tahun 2023 dan akan rampung serta beroperasi di tahun 2024. Tahap awal, PLTS Terapung memiliki kapasitas 100 MW pada siang hari dan akan bisa dikembangkan hingga 150 MW.
"Kalau sekarang yang digunakan adalah PLTGU, PLTG dan sebagainya, dimana karbonnya sangat tinggi daan kerusakan alam sangat besar. Sehingga ketika ada PLTS, maka listrik di siang hari bisa dipasok dari matahari," tandasnya.
Terkait investasi yang akan digelontorkan oleh PJT 1 di proyek pembangunan PLTS Sutami, ia mengatakan mencapai sekitar 10 persen hingga 15 persen dari total investasi yang dibutuhkan. "Tidak besar, yang penting kami hadir. Kalau dihitung ya sekitar Rp 150 miliar hingga Rp 200 miliar," ujar Raymond.
Untuk itu, PJT 1 juga akan membuka lelang pembangunan proyek senilai Rp 1,3 miliar tersebut secara terbuka. Hingga saat ini, sudah ada beberapa investor yang menyatakan minatnya terhadap investasi EBT, diantaranya adalah investor dari Timur Tengah seperti Saudi Arabia.
Menurut keterangannya, bendungan Sutami sebenarnya sudah dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik tenaga Air (PLTA) berkapasitas 105 MW. "Sudah ada PLTA dengan kapasitas 105 MW. Dengan adanya tambahan PLTS sebesar 100 MW, maka kontribusi kita akan lebih banyak," ungkapnya.
Di sisi lain, Raymond juga berharap, kedepan sampah yang diangkut dari bendungan Sutami juga bisa dikerjasamakan dengan PJB untuk menjadi bahan co-firing pada pembangkit. "Harapan saya, bendungan Sutami ini akan menjadi one stop energi, ada PLTA, PLTS Terapung dan juga sampahnya bisa diolah menjadi bahan baku co-firing," pungkasnya.kbc6
Bersama Pemkot Surabaya, Lapis Kukus Pahlawan Komitmen Dukung Pengembangan UMKM
57 Persen Generasi Z Pilih Berkarir Jadi Influencer
Bersama Pemkot Surabaya, Lapis Kukus Pahlawan Komitmen Dukung Pengembangan UMKM
Melebihi Kewajiban, 1.990,79 Hektare Lahan Kompensasi PT BSI Tuntas Diserahkan ke Pemerintah
Astragraphia Xprins Perluas Ekosistem Pencetakan 3D pada Industri