Ekonom sebut BI harus naikkan suku bunga acuan jika ingin than pelemahan rupiah

Kamis, 7 Juli 2022 | 08:04 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Bank Indonesia (BI) diminta menaikkan suku bunga acuannya atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) untuk menahan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS semakin dalam.

Direktur Riset Center of Reform on Ekonomics (Core) Piter Abdullah mengatakan, menyikapi pelemahan rupiah pada saat ini dan diharapkan pelaku pasar yaitu menaikkan suku bunga acuannya.

"Kenaikan suku bunga acuan BI bisa menjadi sinyal bahwa BI tidak akan membiarkan pelemahan rupiah berlanjut. Sinyal ini akan menahan perilaku spekulatif yg bisa semakin memperlemah rupiah," papar Piter seperti dikutip, Rabu (6/7/2022).

Piter menjelaskan, pelemahan rupiah yang cepat dalam sebulan terakhir hingga tembus Rp 15.000 per dolar AS disebabkan banyak faktor.

"Mulai dari meningkatnya risiko global akibat pandemi dan perang yg tercermin pada inflasi tinggi, perekonomian yang melambat atau bahkan resesi, hingga dampak dari respons kebijakan moneter terhadap tingginya inflasi," tuturnya.

"Potensi pelemahan rupiah semakin besar seiring semakin sempitnya spread suku bunga domestik dan suku bunga internasional," imbuh Piter.

Dia menyebut, keputusan BI menahan suku bunga acuan di level 3,50 persen, telah menahan masuknya aliran modal asing atau bahkan mendorong modal asing keluar dari Indonesia.

Piter menyebut, hal ini tidak hanya menekan harga di pasar saham dan pasar obligasi tetapi sekaligus juga melemahkan rupiah, di mana investor asing keluar dari pasar SBN maupun pasar modal.

"BI harusnya sangat memahami, kalau pelemahan rupiah dibiarkan bisa terjadi ekspektasi pelemahan yang berlebihan, justru mendorong perilaku spekulatif yang semakin memperlemah rupiah. Ketika ini terjadi upaya stabilisasi rupiah akan semakin sulit dan mahal," tuturnya. kbc10

Bagikan artikel ini: