Beban biaya meroket, peternak desak pemerintah beri subsidi transportasi dan pakan
JAKARTA, kabarbisnis.com: Wakil Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bidang Peternakan dan Perikanan, Ki Musbar Mesdi mendesak pemerintah melindungi industri peternakan dalam negeri. Salah satunya adalah dengan mensubsidi biaya transportasi dan pakan ternak.
Musbar mengatakan, dengan kondisi harga pakan ternak yang terus melonjak, pelaku usaha peternakan terpaksa menaikkan harga telur dan ayam yang saat ini melonjak hingga 13 persen dibanding harga normal. "Saya juga mengharapkan Kemenko Perekonomian bijak di sini apakah ini akan dilakukan subsidi kepada pelaku usaha, subsidi transportasi atau bansos dalam bentuk natura," ujar Musbar kepada wartawan di Jakarta, Selasa (21/6/2022).
Selain subsidi, Musbar juga berharap agar pemerintah merevisi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 07 tahun 2020 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen. Dalam beleid tersebut, kata Musbar, harga acuan pakan ternak seperti jagung pakan masih Rp 4.500 per kg. tapi saat ini harganya sudah mencapai Rp 6.000 per kg.
Musbar mengatakan, harga telur pun dalam Permendag tersebut masih di kisaran Rp 19.000-20.000 per kg. Padahal, saat ini sudah Rp 23.000-25.000 per kg akibat lonjakan harga pakan.
"Kita dijustifikasi penyebab inflasi 2,5 persen. Jadi maaf-maaf saja kepada pemerintah hanya menyampaikan bahwa inflasi ini diakibatkan oleh keterlambatan evaluasi dan direvisi. Ke depan kami mohon lindungilah industri kita di dalam negeri. Sebab dengan kondisi saat ini, jadi incaran negara-negara tetangga di luar negeri yang menjadi over suplai daging dan telur," ujarnya.
Dengan kondisi industri telur yang terpojok, kata Musbar, hal tersebut jadi incaran produsen telur dan ayam yang over suplai dari negara tetangga. "Artinya kenapa? kita akan menjadi free market bagi negara-negara yang bisa masuk kesini. Dampak dari tidak adanya evaluasi dan revisi regulasi ini akan berdampak harga jual kepada masyarakat yang menyebabkan kegaduhan di masyarakat," kata Musdar.
Diketahui, saat ini harga telur ayam ras Rp 29.400 per kg, yang normalnya Rp 25.000 per kg atau naik sekitar 15 persen. Kepala Seksi Ternak Unggas Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak Kementan Iqbal Alim mengatakan kenaikan harga pakan periode Januari-Mei 2022 untuk pakan ayam broiler naik 7,74 persen atau Rp 620 per kg, pakan layer (ayam petelur) naik 7,74 persen atau Rp 563 per kg, dan konsentrat layer naik Rp 1.006 per kg atau 12,55 persen.
Dalam catatan Kementan, perkembangan harga pakan seperti soybean meal (SBM) pada 2020 US$376 per mt, 2021 US$546, 2022 US$553. Distiller Dried Grain with Soluble (DDGS) pada 2020 US$231, 2021 US$294, US$350, Corn Gluten Meal (CGM) US$816. Begitu juga harga jagung pada 2020 US$4.249 per mt, 2021 US$5.445, dan 2022 US$5.639. "Inilah yang menyebabkan harga ayam atau telur menggila," bebernya.kbc11
Bos SIG Raih The Best CEO di Ajang Top BUMN Awards 2023
Siap-siap! Penyatuan NIK Jadi NPWP Berlaku Penuh Mulai Pertengahan 2024
SIG Raih Apresiasi Marketeer of the Year 2023
Domscorner Berdayakan UMKM hingga Warga Lokal via Marketplace Produk Fesyen
Ketua DK LPS: Transformasi dan Penambahan Mandat untuk Penguatan Peran dan Fungsi LPS