Empat menteri dukung penguatan UMKM perempuan dan implementasi kesetaraan gender

SURABAYA, kabarbisnis.com: Upaya peningkatan kemampuan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan penerapan kesetaraan gender mendapatkan dukungan dari empat kementerian.
Dalam pertemuan G20 EMPOWER di Yogyakarta, Rabu (18/5/2022), empat menteri, yaitu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Menteri Koperasi dan UKM, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Menteri BUMN, sepakat kontribusi UMKM pada perekonomi negara selama pandemi dan masa pemulihan pasca pandemi sangat besar. Untuk itu mereka berkomitmen untuk mendukung penguatan UMKM melalui berbagai program di masing-masing kementerian.
Menteri PPPA, Bintang Puspayoga menyatakan UMKM terbukti dapat memberikan kontribusi hingga 40% dari pendapatan nasional di negara berkembang dan mampu menyerap banyak tenaga kerja.
Data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa UMKM mewakili sekitar 90% bisnis dan lebih dari 50% lapangan kerja di seluruh dunia. Pengembangan UMKM merupakan prioritas tinggi bagi banyak negara di seluruh dunia karena mereka dapat berkontribusi hingga 40% dari pendapatan nasional di negara berkembang. "Perempuan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah juga memiliki porsi usaha kecil yang relatif lebih besar dibandingkan dengan perusahaan besar. Banyak dari mereka menjalankan bisnis sehari-hari dan bekerja sendiri," katanya.
Menurut Menteri Bintang, UMKM yang dikelola perempuan paling terkena dampak pandemi Covid-19. Mengutip data McKinsey (2020), secara global, berdasarkan analisis beberapa survei usaha kecil menunjukkan bahwa sebelum memperhitungkan intervensi, 1,4 juta hingga 2,1 juta UMKM dapat tutup secara permanen pada empat bulan pertama pandemi. Di Indonesia, kaum perempuan memiliki dan menjalankan sekitar 50% dari sekitar 65,4 juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di seluruh negeri. Namun survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik pada tahun 2020 menemukan bahwa dua pertiga pemilik UMKM mengalami penurunan pendapatan karena pandemi. Lebih dari 45% UMKM terlibat hutang dan harus berjuang membayar tagihan.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan, berdasarkan riset, pandemi paling mempengaruhi pengusaha perempuan, dengan mencapai angka 76%, karena perempuan harus bekerja dari rumah. Di Indonesia, UMKM berkontribusi terhadap 60% pendapatan nasional, dan 64% dari 64 juta UMKM dimiliki oleh perempuan. "Karena itu, saat dunia berupaya melakukan pemulihan pascapandemi dan mengurangi dampak pandemi terhadap bisnis, termasuk pemulihan terhadap bisnis yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan," ungkapnya.
Di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menyatakan bahwa anggaran pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif akan digunakan untuk kegiatan utama pemulihan pariwisata nasional seperti pelatihan mikro digital, pelatihan dan sertifikasi Clean-Health-Safety-Environment Sustainability (CHSE), dan keuangan mikro untuk UMKM dan Desa Wisata.
"Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki beberapa strategi untuk membangun kembali produktivitas perempuan pasca pandemi. Pertama, mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kesenjangan upah gender dalam pariwisata. Kedua, mendorong kewirausahaan. Ketiga, mempromosikan pendidikan dan pelatihan melalui program pelatihan bagi perempuan di bidang pariwisata. Keempat, menempatkan gender sebagai inti dari kebijakan pariwisata dan praktik bisnis. Kelima, memberdayakan partisipasi perempuan dalam komunitas dan masyarakat sipil," papar Sandiaga.
Sementara itu, Menteri BUMN, Erick Thohir, mengangkat komitmen kementeriannya dalam implementasi kesetaraan gender dengan antara lain memberikan rasa aman, nyaman, serta membuka kesempatan luas bagi perempuan di BUMN. Termasuk juga dalam upaya tersebut adalah menciptakan lingkungan kerja yang bebas diskriminasi dan kekerasan berbasis gender, menerapkan kesetaraan hak dan kesempatan mengembangkan karir.
"Komitmen kami di BUMN tercermin dari beberapa kebijakan affirmative action, salah satunya dengan membuat target 15% kepemimpinan perempuan di BUMN pada tahun 2021. Alhamdulillah target ini sudah tercapai. Ke depannya, kami meningkatkan target 25% kepemimpinan perempuan pada tahun 2023. Tujuannya adalah untuk memberikan spotlight pada para profesional perempuan di BUMN dengan kinerja yang cemerlang," ungkapnya.
Chair G20 EMPOWER yang juga merupakan Direktur & Chief Strategic Transformation & IT Officer XL Axiata, Yessie D. Yosetya dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa lebih dari 50% pengusaha atau pedagang perempuan mengalami penurunan permintaan yang sangat besar. Hal ini menunjukkan indikasi yang mengarah kepada rentannya bisnis yang diijalankan oleh pengusaha wanita. Salah satu faktor penyebabnya adalah keterbatasan cadangan modal pada saat pendapatan rendah.
"Dengan tantangan yang dihadapi oleh pengusaha perempuan ini, sektor swasta dan pemerintah perlu bersinergi dan mengadopsi kebijakan yang dapat mempercepatan penghapusan tantangan yang dihadapi oleh perempuan di lingkungan kerja maupun UMKM," jelas Yessie.
Sementara itu sebagai salah satu pendukung G20 EMPOWER, XL Axiata berkomitmen untuk mempromosikan pentingnya peran dan kepemimpinan UMKM milik perempuan di dunia kerja dan bisnis. Pada pertemuan hari kedua di forum yang sama, Presiden Direktur & CEO PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) yang juga merupakan Co-Chair W20, Dian Siswarini membagikan pengalaman mendukung penguatan UMKM Perempuan melalui program Sisternet guna membuka akses perempuan ke sektor ekonomi digital.
"Kami memahami bahwa banyak UMKM telah menutup usahanya karena keterbatasan akses permodalan. Oleh karena itu, kami memberikan modal usaha bagi mereka yang telah menyelesaikan kelas inkubasi sisternet untuk mendukung mereka dalam skala bisnis. Ini sangat penting untuk mendukung UKM milik perempuan untuk memajukan bisnis mereka, meningkatkan ekonomi keluarga mereka, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan praktik terbaik kami di atas, melalui pendidikan, digital, teknologi dan akses keuangan, saya percaya bahwa kami dapat mendukung kesejahteraan sosial-ekonomi perempuan dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," jelas Dian.
Melalui aplikasi Sisternet, Perempuan UMKM dapat belajar dari artikel inspiratif di platform, bergabung dengan kelas online, dan mengakses berbagai modul dari para ahli di seluruh negeri. Hingga saat ini, ada lebih dari 200.000 UMKM perempuan yang aktif berpartisipasi dalam Sisternet.
Pada tahun 2020, Sisternet bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak meluncurkan program inkubasi bisnis scale up bernama Sispreneur. Program ini bertujuan untuk mendorong ide dan inovasi untuk mendorong UMKM yang dimiliki perempuan menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi digital. Lebih dari 1.000 UMKM mengakses bantuan intensif dalam program pendidikan ini. kbc10
Gandeng Palang Merah Indonesia, KFC Indonesia Salurkan Dana Kemanusiaan Rp 1,5 Miliar Untuk Palestina
Sasar Kalangan Pebisnis Jawa Timur, OPPO Gelar OPPO International Skyport di Surabaya
Forum Kapasitas Nasional III 2023 Jakarta Bukukan Kontrak Senilai Rp 20,2 Triliun
Modena Home Center Hadir di Surabaya, Bawa Inovasi Smart Living Untuk Smart City
Awal Bulan Depan, Kominfo Bakal Terbitkan Aturan Soal AI