GWI kembali gelar Ujian Sertifikasi Kompetensi Nazhir, gandeng BWI Jatim dan Roumah Wakaf

Minggu, 24 April 2022 | 10:47 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Setelah sukses menggelar Ujian Sertifikasi Kompetensi Nazhir Wakaf yang pertama pada Maret 2022 lalu, Lembaga Sertifikasi Profesi Badan Wakaf Indonesia (LSP BWI) bersama Gerakan Wakaf Indonesia (GWI) kembali menggelar pelatihan dan ujian yang sama Batch 2 di Surabaya.

GWI merupakan lembaga penyelenggara pelatihan wakaf sekaligus Nazhir Wakaf Uang dengan jaringan di seluruh Indonesia yang berkantor pusat di Surabaya.

Dalam kegiatan ini juga dilakukan dua agenda yakni penandatanganan kerja sama antara GWI dengan BWI Jawa Timur, serta penandatanganan kerja sama antara GWI dengan Roumah Wakaf untuk pengelolaan aset dan dana wakaf produktif.

Founder/Ketua Pembina GWI, Susi Susiatin mengatakan, pihaknya bersyukur bahwa minat para nazhir untuk ikut serta dalam pelatihan dan ujian sertifikasi tersebut cukup tinggi. Bahkan saat ini sudah ada beberapa calon peserta yang waiting list untuk ujian sertifikasi kompetensi batch 3.

Pada Ujian Sertifikasi Kompetensi Nazhir Wakaf Batch 2 oleh GWI itu diikuti 45 peserta. Mereka bukan hanya dari Jawa Timur saja tapi juga provinsi lain, seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga Sulawesi.

"Dengan pelatihan dan sertifikasi kompetensi nazhir ini diharapkan akan menggerakkan syiar wakaf dan kinerja nazhir di Jawa Timur khususnya dan di Indonesia pada umumnya," katanya di sela ujian sertifikasi kompetensi Nazhir di Surabaya, Sabtu (23/4/2022).

Susi juga berharap, kegiatan tersebut bisa meningkatkan literasi wakaf di Indonesia. Ketika literasi wakaf naik maka secara langsung minat masyarakat berwakaf juga akan meningkat.

Ketua Badan Wakaf Indonesia Jawa Timur, KH. Jeje Abdul Rozaq menjelaskan, kegiatan pelatihan dan ujian sertifikasi kompetensi nazhir dimaksudkan untuk mengoptimalkan dan maksimalkan aset wakaf agar dikelola secara produktif dan bermanfaat. Karena wakaf itu prinsipnya harus mengandung manfaat bagi umat dan modal abadi ekonomi umat.

"Ini penting untuk pemanfaatan umat dari hasil pengembangan wakaf produktif. Karena dalam wakaf itu ada komponen-komponen prinsip, salah satunya nazhir," ungkapnya.

Untuk itu, dalam rangka menjadikan nazhir lebih amanah dan profesional harus dilakukan sertifikasi agar bisa memenuhi harapan wakif.

"Kebetulan bersama Gerakan Wakaf Indonesia ini kami dipercayakan banyak tokoh-tokoh yang ikut serta, seperti para dosen, perwakilan pondok pesantren, dan sebagainya," ulas KH Jeje.

Dipaparkannya, secara umum dari keseluruhan aset wakaf di Jawa Timur, kurang dari 25 persen yang dikelola secara profesional. Tapi sudah ada beberapa yang maju.

Dia mencontohkan Ponpes Gontor merupakan yang secara SOP pengelolaan aset sudah menggunakan SOP wakaf. Juga Universitas Islam Malang, juga telah memanfaatkan wakaf uang untuk pengelolaan rumah sakit, minimarket hingga kafe.

"Untuk wakaf ini pengelola memang harus untung, berbeda dengan modal zakat," tandasnya.

Untuk itu,.lanjut KH Jeje, pihaknya terus melakukan pembicaraan dengan OJK dan lembaga keuangan syariah. Harapannya untuk literasi wakaf ini, targetnya di Jatim ada semacam gerakan Jatim berwakaf uang, karena dampaknya akan besar untuk kesejahteraan umat.

"Misalnya kalau terkumpul Rp 1 triliun wakaf, jika ada manfaat berapa persen saja bisa untuk kesejahteraan umat melalui beasiswa atau kegiatan sosial lain," ujarnya.

Di tempat yang sama, Sekretaris Yayasan Roumah Wakaf, Edi Handoko menyambut baik kerja sama yang dilakukan dengan Gerakan Wakaf Indonesia. Dia berharap kerja sama untuk pengelolaan wakaf produktif ini bisa mendorong pengembangan pengelolaan kebun pisang cavendish yang seluruhnya merupakan aset wakaf.

"Rumus wakaf itu tidak pernah kurang dan bagi, tapi tambah dan kali. Makanya harus produktif. Nah, kita menjalankan itu," urainya.

Saat ini, Roumah Wakaf mengelola kebun pisang cavendish seluas 20 hektare di Lamongan, dan 5 hektare di Gresik. Ditargetkan hingga akhir tahun ini kelolaan kebun pisang oleh Roumah Wakaf bisa mencapai 100 hektare.

"Alhamdulillah beberapa waktu bersama Bupati Bangkalan meluncurkan pengelolaan 100 hektare lahan dan saat ini ada 10 ribu bibit pisang cavendish. Juga di Pamekasan ada 5 ribu bibit atau setara 5 hektare," ungkap Edi.

Dengan meningkatnya kelolaan kebun pisang wakaf tersebut, lanjut dia, selain bermanfaat untuk umat juga kesejahteraan petani. kbc7

Bagikan artikel ini: