Anggaran menyusut, PUPR sebut jalan rusak bakal semakin banyak di 2022

Rabu, 16 Februari 2022 | 09:14 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Jalan-jalan di Indonesia diprediksi makin banyak yang rusak pada tahun ini. Lantaran, anggaran di Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengalami penurunan.

Tercatat, anggaran Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR tahun ini hanya sebesar Rp39,70 triliun, turun dari pagu indikatif anggaran tahun sebelumnya Rp68,10 triliun.

"Ada beberapa hal yang perlu kami informasikan dan cukup penting, adalah target kemantapan jalan kita turun tahun depan, menjadi 90,71%, ini jauh dari target 94%," ujar Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahardian dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR RI, Selasa (15/2/2022).

Hedy menjelaskan, ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya penurunan tersebut. Pertama adalah masalah backlog kumulatif yang mencapai Rp50,868 triliun.

"Untuk reservasi jalan sendiri, yang memang anggaran utama untuk mempertahankan dan meningkatkan pemantapan itu ada backlog sebesar Rp14,9 triliun, jadi ini kita akan mengalami penurunan lebih dari 1% kemantapan, artinya jalan yang rusak akan bertambah di tahun 2022," kata Hedy.

Hedy menambahkan, berdasarkan hitungan dari aset management system, untuk mempertahankan kemantapan jalan, itu membutuhkan dana sebesar Rp22 triliun. "Tapi kenyataannya kita kurang dari Rp20 triliun," kata Hedy.

Menurutnya Hedy, perbedaan antara target dan anggaran cukup jauh, baik untuk mempertahankan ataupun untuk meningkatkan. Karena menurut Hedy anggaran yang tersedia untuk reservasi jalan itu hanya Rp18 triliun.

"Ini perlu kami sampaikan kenapa sampai terjadi penurunan ini, karena pertama jalan dan jembatan kita sudah banyak yang usia layaknya tinggal sedikit," ujarnya.

Saat ini kondisi jalan dan jembatan yang ada di Indonesia jika telat dilakukan penanganan dikhawatirkan justru akan memakan biaya yang jauh lebih besar lagi

"Perlu kami sampaikan juga keterlambatan untuk penanganan ini akan menimbulkan biaya yang jauh lebih besar lagi apabila kita tunda," kata Hedy.

Selain itu, menurutnya terdapat hampir sepanjang 3.000 KM, jalan yang hampir rusak yang membutuhkan penanganan segera. "Ini yang belum banyak bisa tangani di tahun ini," katanya. kbc10

Bagikan artikel ini: