Duh! Ongkir logistik di RI hampir dua kali lipat rerata dunia

Senin, 13 September 2021 | 10:11 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mengungkapkan bahwa ongkos kirim (freight costs) logistik di Indonesia jauh lebih tinggi dibanding rata-rata negara dunia.

Staf Ahli Bidang Kompetisi OECD Ruben Maximiano menyebut, biaya pengiriman di Indonesia nyaris dua kali lipat dari rata-rata dunia. Hal itu berdampak pada mahalnya harga barang impor dan ekspor.

Pada 2013 lalu, sambungnya, ongkir di Indonesia mencapai 26 persen dari PDB negara. Kendati turun 5 persen pada 2019 menjadi 21 persen dari PDB, angka tersebut masih selangit.

"Bagaimana kalau dibandingkan dengan rata-rata dunia? Rata-ratanya kisaran 12 persen-13 persen. Kita membicarakan jumlah yang signifikan di sini," katanya dikutip dari CNNIndonesia.com, akhir pekan lalu.

Sebagai contoh, hasil kajian OECD menunjukkan biaya ongkir Thailand bisa diadu dengan dunia. Pada 2019, ongkir jiran RI itu hanya 16 persen.

Ruben menyebut kajian Bank Dunia menyatakan jika pemerintah Indonesia mampu menurunkan ongkir di level sama dengan Thailand, RI diprediksi bisa irit US$18 miliar per tahun di bidang logistik.

Secara luas, dia menyampaikan tingkat ongkir yang tinggi berdampak pada harga barang atau inflasi yang ujung-ujungnya berpengaruh terhadap kesejahteraan secara ekonomi dan sosial.

Di sisi lain, dengan biaya logistik yang efisien, harga bisa ditekan dan biaya berbisnis Indonesia bakal lebih murah sehingga berinvestasi di RI bakal lebih menarik bagi pelaku asing.

Dari berbagai saran yang dikeluarkan OECD, ia menyebut salah satu cara efektif menekan ongkir adalah dengan membuka pintu bagi perusahaan logistik ASEAN untuk masuk ke Indonesia guna meningkatkan tingkat kompetisi.

"Jalur domestik yang tertutup untuk kompetisi luar berarti kompetisi terbatas dan harga akan naik tinggi. Kami memiliki beberapa saran, salah satunya membuka jalur domestik untuk perusahaan ASEAN," pungkasnya. kbc10

Bagikan artikel ini: