Mal di Surabaya kembali buka, keterbatasan vaksin jadi kendala
SURABAYA, kabarbisnis.com: Pemerintah mulai melakukan uji coba pembukaan pusat perbelanjaan atau mal di wilayah PPKM level 4 dengan memperhatikan implementasi prokes.
Di mana uji coba mal tersebut dilakukan di empat kota, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, dengan ketentuan kapasitas 25 persen selama 1 minggu ke depan.
Hal itu pun disambut baik Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur. Menurut Ketua APPBI Jawa Timur, Sutandi Purnomosidi, pihaknya mengaku senang, lantaran banyak pegawai bisa kembali bekerja setelah sekian lama di rumahkan.
"Yang paling penting bagi kami, para pegawai bisa bekerja, seperti SPG bisa berktivitas kembali, tukang parkir bisa kerja kembali. Tentunya kami juga menyuarakan penerapan protokol kesehatan secara ketat," katanya di Pakuwon Mall Surabaya, Selasa (10/8/2021).
Dikatakan Sutandi, setidaknya ada 24 mal di Surabaya yang diizinkan buka. Namun, pembukaan mal tetap diiringi dengan sejumlah aturan ketat.
Pertama, semua pekerja dan pengunjung mal harus vaksinasi Covid-19, minimal telah mendapatkan dosis pertama. Kedua, setiap orang yang hendak masuk ke mal harus download aplikasi PeduliLindungi. Melalui aplikasi itu pengunjung diminta untuk memindai QR code yang ada di tiap pintu masuk mal.
"Semua pengunjung dan pekerja di 24 mal wajib download aplikasi PeduliLindungi," kata Sutandi.
Jika pengunjung telah menjalani vaksinasi dan memenuhi sejumlah syarat lain. Maka scan QRcode berhasil dan yang bersangkutan diizinkan masuk. Jika tidak, laman PeduliLindungi akan menampilkan indikator warna bahwa pengunjung tak memenuhi syarat dan tak bisa masuk ke mal.
"Di setiap pintu masuk mal, termasuk dari pintu masuk parkiran, disediakan QR code tanpa terkecuali," tambahnya.
Menurutnya, aplikasi PeduliLindungi ini sudah diatur oleh pemerintah dan terintegrasi dengan data vaksinasi nasional.
"Kami bekerja dengan tim IT Kemenkes meciptakan barcode untuk setiap pintu mal. Karena syarat-syarat yang diberikan cukup ketat, termasuk yang beraktivitas di mal harus mereka yang sudah tervaksin," ungkapnya.
Terkait kapasitas pengunjung mal, Sutandi menuturkan hanya 25 persen pengunjung dari kapasitas normal.
"Jadi dari apliksi Peduli Lindungi itu akan diketahui, ada orang berapa yang masuk, ini terakumulasi. Untuk itu, semua pengunjung yang masuk harus scan QR code agar terdata," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat, terutama yang belum divaksin agar tidak berpergian ke mal. "Bagi para pengunjung yang tidak punya kepentingan, ya jangan ke mal dulu, terutama bagi mereka yang belum divaksin," tandasnya.
Keterbatasan vaksin
Sutandi yang juga Direktur Marketing Pakuwon Group menuturkan, kembali dibukanya mal meski terbatas diharapkan bisa menjadi angin segar bagi tenant, mengingat sudah lebih dari sebulan mereka menutup tokonya akibat PPKM Darurat dan level 4. Selain pembatasan jumlah pengunjung, juga aturan pengunjung mal yang harus sudah vaksin.
Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri mengingat masih banyak yang warga belum mendapatkan vaksin. Terutama vaksin dosis dua.
"Di Surabaya ini ada sekitar 24 mal, dan dari jumlah itu, pelaku usaha di mal, karyawan dan bagian supporting di mal, masih banyak yang belum mendapatkan vaksin. Masalahnya adalah keterbatasan stok vaksin," jelas Sutandi.
Dia mencontohkan, dalam kegiatan vaksinasi massal yang digelar Pakuwon Group, sudah diikuti sekitar 55.000 orang dari stakeholder di mal. Dari jumlah itu, masih tersisa sekitar 3.000 hingga 4.000 yang belum mendapatkan vaksin.
"Terkait hal ini saya sudah sampaikan ke Wagub Jatim Emil Dardak untuk sediakan dosis vaksinya, untuk tempat, fasilitas nakes, dan lainnya, siap kami tanggung," tegas Sutandi.
Sementara di masyarakat, untuk wilayah Kota Surabaya, dari target 70 persen, Sutandi memantau masih sekitar 50 persen yang mendapat vaksin.
Hal inilah yang mendorong pengunjung di mal yang sudah divaksin juga belum tentu bisa mencapai batas maksimal 25 persen.
"Apalagi masih ada pembatasan lainnya. Seperti untuk F&B hanya bisa dine in untuk yang punya area outdoor. Sementara yang hanya punya indoor hanya bisa take away atau pesan antar," beber Sutandi.
Sementara fasilitas mal seperti bioskop, arena permainan anak-anak, dan area food court, belum diizinkan operasional.
"Tapi bagi kami ini sudah cukup baik, harapannya setelah ini ada relaksasi yang meningkat untuk mal," ujar Sutandi. kbc7
Jadi produk tipe kecil terakhir, Grand Pakuwon rilis rumah sarat fasilitas Rp1,7 miliar
Memilih isi nasi kotak yang affordable dan worth it
First Media hadirkan signature cakes di Igor's Pastry & Cafe
Kredit perbankan tumbuh melambat, begini kata bos BI
Datangkan Timnas Argentina, segini duit yang harus disiapkan Indonesia