Lepas dari resesi, ekonomi Indonesia triwulan II/2021 tumbuh 7,07%

Kamis, 5 Agustus 2021 | 13:18 WIB ET

JAKARTA - Kabar baik di tengah pandemi Covid-19. Perekonomian Indonesia mulai pulih, dengan catatan sebelum pemberlakuan PPKM Darurat atau PPKM Level 4 pada bulan Juli.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada triwulan II 2021, ekonomi Indonesia kembali berada di jalur positif dengan tumbuh 7,07%. Sebelumnya pada empat triwulan berturut-turut, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi atau negatif akibat tekanan pandemi Covid-19.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2021 ini secara year-on-year (yoy) tumbuh sebesar 7,07%. Secara quarter to quarter (q-to-q) tumbuhnya 3,31%," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam paparan pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021 secara daring, Kamis (5/8/2021).

Sebelumnya di triwulan II 2020, terjadi kontraksi ekonomi yang sangat dalam hingga minus 5,32%. Kemudian pada triwulan III 2020 masih terjadi kontraksi minus 3,49%, dan di triwulan IV 2020 terkontraksi minus 2,19%. Selanjutnya pada triwulan I 2021 juga terkontraksi minus 0,74%

Selain Indonesia, beberapa negara mitra dagang Indonesia pada triwulan II 2021 juga mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup besar. Hal ini tidak terlepas dari kontraksi ekonomi yang terjadi di triwulan II 2021. Tiongkok tumbuh 7,9%, Amerika Serikat 12,2%, Singapura 14,3%, Korea Selatan 5,9%, Vietnam 6,6%, Hong Kong 7,5%, dan Uni Eropa 13,2%.

“Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2021 di beberapa negara ini karena dipicu dua faktor. Pertama, memang ada faktor pemulihan ekonomi, dan kedua karena ada faktor low base dari kontraksi ekonomi di triwulan II 2020,” terang Yuwono.

Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I 2021 dibandingkan dengan semester I 2020 tumbuh 3,10% Catatan BPS menunjukkan pada kuartal II 2021 PDB atas dasar harga berlaku Rp 4.175,8 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan Rp 2.772,8 triliun.

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari sejumlah indikator ekonomi seperti Purchasing Manager Index yang meningkat pada kuartal II 2021. Selain itu, ditopang kenaikan harga komoditas makanan seperti gandum, minyak kelapa sawit, dan kedelai. Hal lain naiknya komoditas hasil tambang seperti timah, aluminium, dan tembaga. 

Bagikan artikel ini: