Jangan lagi andalkan impor, boks pendingin vaksin bisa diproduksi lokal

Jum'at, 28 Mei 2021 | 13:09 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Boks pendingin vaksin yang digunakan di Tanah Air selama ini masih mengandalkan impor. Padahal hal ini bisa menjadi peluang bagi produsen dalam negeri. Ketersediaan bahan baku seperti biji plastik dari industri-industri di Indonesia pun terbilang mencukupi.

Menurut Wakil Rektor Universitas Nasional (Unas) sekaligus pengamat ekonomi, Suryono Effendi, pemerintah terkesan kurang sigap dalam mendorong pelaku usaha swasta berpartisipasi menyiapkan produksi sarana prasarana vaksin.

Menurut Suryono, padahal dengan membuka peluang kepada pelaku usaha swasta memproduksi produk sarana prasarana vaksin, akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional yang terpuruk setahun belakangan akibat pandemi.

"Di sinilah perlu kepekaan pemerintah. Jangan apa-apa andalkan impor. Padahal kita juga bisa. Kalau saja boks pendingin vaksin, sarana distribusinya, sudah mampu diproduksi domestik, maka membuka lapangan kerja, ada perbaikan pendapatan diperoleh pelaku usaha yang berdampak ke peningkatan ekonomi nasional," ucap Suryono seperti dikutip, Kamis (27/5/2021).

Suryono mengatakan, pemerintah seperti tidak melihat peluang tersebut yang berimplikasi positif terhadap ekonomi negara.

Kebiasaan ketergantungan bahan baku impor terasa amat melekat. "Ekonomi nasional minus sekitar 5 persen akibat Covid-19 setahun lalu. Inilah waktunya mengerek lagi dengan menciptakan peluang-peluang kerja. Aktivitas ekonomi bisa bergerak lagi karena ada produksi," ujar Suryono.

Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa produk impor masih mendominasi sarana prasarana pendukung kegiatan vaksinasi. 

Menko Luhut menyinggung keras Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) karena masih banyak produk impor yang dijajakan di layanan e-katalog.

"Saya titip LKPP ini lebih terbuka. Di LKPP ini banyak barang impor yang masuk di listnya (e-katalog)," ujar Luhut dalam pembukaan Festival UMKM Joglosemar.

Hasil pantauan Luhut, Berdasarkan data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pemerintah (LKPP), masih banyak produk impor yang dijajakan di layanan e-katalog namun sayangnya banyak produk buatan lokal tidak masuk e-katalog padahal banyak produk inovasi yang sebenarnya sudah berhasil diproduksi dalam negeri. kbc10

Bagikan artikel ini: