Dengan pestisida biologi, petani Ngawi ini berhasil tingkatkan hasil panen
JAKARTA, kabarbisnis.com: Kelompok Tani Sentosa di Kecamatan Paron, Ngawi,Jawa Timur berhasil meningkatkan hasil panen ubinan padi varietas Inpari 32 dari yang sebelumnya 7,4 ton per hektare (ha) menjadi 8 ton per ha gabah kering panen (GKP).
Bukan hanya itu, para petani juga sukses menghasilkan padi sehat pada lahan seluas 25 ha yang selama ini merupakan endemis hama Wereng Batang Coklat (WBC) dan Penggerek Batang dengan menggunakan sarana produksi ramah lingkungan melalui program bantuan Biopestisida.
Bantuan Biopestisida tersebut merupakan program Kementerian Pertanian dalam rangka pencegahan dan pengamanan produksi padi dari serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Program ini bertujuan untuk membantu dan sekaligus mengedukasi petani/kelompok tani dalam menghasilkan tanaman yang sehat berbasis
teknologi yang ramah lingkungan dan tentunya meningkatkan hasil produksi dan peningkatan pendapatan.
Bantuan biopestisida yang diterima tersebut, dikelola langsung Ketua Kelompok Tani Sentosa Sugimin. "Ini adalah pengalaman pertama saya menggunakan pestisida biologi dalam menangani hama WBC & Penggerek Batang Padi dan hasilnya sangat memuaskan dan efektif. Tidak ada ledakan serangan WBC yang biasanya terjadi saat menggunakan pestisida kimia," ujar Sugimin dalam keterangan tertulis, Rabu (7/4/2021).
Sugimin juga menambahkan, pestisida biologi lebih dapat menekan biaya produksi dibandingkan pengalamannya
saat menggunakan pestisida kimia. Sugimin juga didampingi Rahayu sebagai Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) serta dikawal Agronomis dari PT. Prima Agro Tech sebagai perusahaan penyuplai produk biopestisida yang digunakan. "Saya merasa sangat senang terhadap pestisida biologi yang diberikan karena hal tersebut sejalan dengan visi dan misi POPT terkait pengendalian hama terpadu," ujar
Rahayu.
Rahayu juga menegaskan berusaha untuk selalu mendampingi petani dan melakukan pengamatan OPT secara rutin untuk memastikan kualitas dan kuantitas produksi tetap terjaga. "Mulai dari musim tanam hingga musim panen, kami selalu mengawal Kelompok Tani Sentosa, menjelaskan cara pakai produk pestisida biologi kami agar mendapatkan hasil
yang maksimal. Produk yang kita gunakan adalah Metarizep untuk mengendalikan WBC dan BT-PLUS untuk mengendalikan penggerek batang padi. Hasilnya sangat efektif,
hama-hama terinfeksi & tentunya lahan padi Sugimin tetap aman," ujar Apreza, Agronomis dari PT Prima Agro Tech.
Dengan mulai menerapkan cara bertani yang ramah lingkungan dengan menggunakan produk biopestisida dalam pencegahan dan pengendalian OPT, membuktikan Kelompok Tani Sentosa dari Kabupaten Ngawi, sebagai salah satu lumbung beras di Jawa Timur, telah berhasil memproduksi beras yang sehat dan rendah residu serta turut membantu menjaga keseimbangan ekosistem.
Untuk itu, pengadaan bantuan Biopestisida untuk padi menjadi hal penting dan perlu terus dikembangkan sejalan dengan harapan Sugimin agar kegiatan yang menggunakan input-input organik terus berlanjut dan paket yang diberikan lebih lengkap. Hal ini juga bertujuan untuk mengamankan dan menghasilkan produksi produk yang bermutu, higienis, dan ramah lingkungan sehingga keamanan pangan lebih terjamin dan generasi yang dihasilkan lebih sehat dan cerdas, terhindar dari penyakit
lkronis akibat residu kimia yang ada di pangan/beras.
Selain itu, petani semakin sadar akan pentingnya budidaya tanaman sehat secara berkelanjutan .Pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan petani.kbc11
Usai Gerbang Utama, CitraLand City Kedamean Siapkan Ikon Baru Theme Park
Kalah Gugatan 1,1 Ton Emas dengan Crazy Rich Surabaya, Begini Tanggapan Antam
PLN dan SIG Kolaborasi Dorong Penggunaan Energi Bersih
Pemerintah Pastikan Tak Alihkan Subsidi Energi Fosil ke EBT
Terus Meningkat, Kebutuhan Pekerja Kreatif Digital Diramal 9 Juta Profesional di 2030