Menyedihkan! Unicef sebut 2 juta lebih anak RI terancam miskin

Jum'at, 5 Maret 2021 | 09:39 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang cukup besar bagi perekonomian masyarakat. Bahkan, kondisi ini diperkirakan masih akan berlanjut di tahun ini, seiring masih adanya pandemi yang melanda global.

Demikian hasil survei yang dilakukan sejumlah lembaga seperti UNDP, Unicef, Australia-Indonesia Partnership for Economic Development (Prospera) dan SMERU Indonesia, yang didukung oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Survei melibatkan lebih dari 12.216 keluarga di 34 provinsi dan 247 kabupaten selama periode Oktober-Desember 2020.

"Data dikumpulkan dengan wawancara tatap muka yang tetap menggunakan protokol kesehatan, tentunya dengan rumah tangga yang sama diwawancarai oleh BPS pada tahun sebelumnya. Jadi menggunakan sub sampel nasional 2019," kata Deputi Direktur The SMERU Research Institute Atia Yuma dalam peluncuran laporan 'Analisis Dampak Sosial dan Ekonomi Pandemi Terhadap Rumah Tangga di Indonesia secara virtual, Kamis (4/3/2021).

Atia menjelaskan, ekonomi yang menghantam rumah tangga selama Covid-19 juga berdampak terhadap anak. Berdasarkan survei disebut akan ada 2 juta lebih anak masuk jurang kemiskinan, jika bantuan sosial (bansos) dihentikan tahun ini.

"Tentunya kemiskinan anak dapat meningkat. Unicef sudah memperkirakan lebih dari 2 juta anak di indonesia akan jatuh ke kemiskinan jika bantuan sosial terhadap rumah tangga dihentikan pada tahun 2021," ucapnya.

Tak hanya itu, hasil survei juga menunjukkan selama Covid-19 pekerja anak meningkat. Mereka kehilangan kemampuan belajar selama di rumah karena kegiatan sekolah tatap muka ditutup.

"Survei ini menemukan 45% rumah tangga melaporkan tantangan perilaku kepada anak-anak mereka. Kami juga menemukan ada peningkatan jumlah anak yang bekerja, sekitar 7% rumah tangga memiliki anak yang bekerja di mana 2,5%-nya bekerja sejak pandemi," tuturnya.

Survei ini juga mengungkap bahwa kebanyakan rumah tangga tak memiliki tabungan. Selama pandemi ini mereka meminjam uang dari kerabat, hingga menggadaikan barang demi bertahan hidup.

"Setengah dari rumah tangga di Indonesia tidak memiliki tabungan, jadi sebagai akibatnya untuk strategi bertahan, 1 dari 3 rumah tangga harus menjual atau menggadaikan barang, seperempatnya meminjam uang secara informal dari keluarga atau teman," imbuhnya. kbc10

Bagikan artikel ini: