Ekonom nilai vaksinasi mandiri bebani pengusaha kecil
JAKARTA, kabarbisnis.com: Pemerintah berencana untuk memulai program vaksinasi mandiri atau gotong royong pada bulan ini. Ada sekitar 20 juta dosis lebih vaksin yang disiapkan untuk program vaksinasi mandiri ini.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, vaksinasi mandiri yang dilakukan pemerintah dirasa kurang pas. Karena akan ada efek ketimpangan akses antara pengusaha besar dengan kecil. "Saya kira kurang pas vaksin mandiri. Efek terhadap ketimpangan akses antara usaha besar dan kecil jadi soal baru," ujarnya seperti dikutip, Selasa (2/3/2021).
Menurut Bhima, para pelaku usaha kecil saat ini sedang kesulitan untuk bisa bertahan dari pandemi Covid-19. Cashflow atau uang kas yang dimiliki saat ini juga terbatas, apalagi jika ditambah atau dibebankan untuk membeli vaksin. "Usaha kecil untuk bertahan saja susah kan karena cashflow terbatas, apalagi beli vaksin untuk karyawannya," kata Bhima.
Bhima sendiri menambahkan, vaksinasi mandiri ini lebih kepada desakan dari pengusaha untuk mendapatkan prioritas. Mengingat, jika menunggu giliran vaksinasi gratis dianggap terlalu lama.
"Persoalan mendasar adanya vaksin mandiri lebih ke desakan dari pengusaha agar mendapat prioritas karena menunggu giliran tahap vaksin gratis dianggap terlalu lama," jelasnya. kbc10
RI bakal miliki 'Silicon Valley' seluas 888 ha
Sunat bagi pria dewasa, antara aspek agama dan kesehatan
Jenderal Moeldoko bicara Indonesia bisa jadi negara maju pada 2045
Ketua DPD RI nilai masalah honorer harus diselesaikan dengan klausal tersendiri
Asian Agri salurkan 2.000 liter minyak goreng untuk korban banjir NTT