Menaker Ida Fauziah: Budaya K3 kunci produktivitas pekerja

Selasa, 2 Maret 2021 | 17:10 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Pengembangan kualitas sumber daya manusia yang unggul masih menjadi fokus pemerintah. Salah satu hal menjadi perhatian adalah masalah perlindungan kesejahteraan para pekerja terutama terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Hal tersebut diungkapkan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Republik Indonesia Ida Fauziah dalam Seminar Bulan K3 Univesitas Nahdlatul Ulama Surabaya dengan tema Penguatan Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Berbudaya K3 pada Semua Sektor Usaha. Menurut Menaker penerapan budaya K3 dapat menekan angka kecelakaan kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas para pekerja.

"Seluruh pihak dituntut untuk lebih serius dalam penerapan K3 di lingkungan kerja. Karena kecelakaan kerja tidak hanya menyebabkan hilangnya nyawa, kerugian materi, moril dan kerusakan lingkungan, namun juga mempengaruhi produktivitas yang pada akhirnya juga mempengaruhi kesejahteraan pekerja," kata Ida Fauziah, Senin (1/3/2021).

Lebih lanjut Ida menyebut penting bagi dunia usaha untuk melihat korelasi antara investasi pada K3 dan kinerja. Perusahaan yang meningkatkan investasi pada K3 tingkat kecelakaan akibat kerja jumlahnya menurun sehingga kinerja dan produktivitas lebih baik. Pihaknya memberikan contoh penetapan K3 pada perusahaan-perusahaan multinasional yang menjadikan K3 sebagai nilai penting bagi perusahaan.

"Pemerintah memahami bahwa budaya K3 pada dasarnya adalah strategi dalam upaya perlindungan pekerja dan keberlangsungan usaha. Sekaligus aspek penting bagi dunia usaha tetap produktif dengan tetap menjaga keselamatan dan kesehatan para pekerja," lanjutnya.

Pada kesemaptan yang sama, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III Edi Priyanto mengamini apa yang disampaikan Menaker Ida Fauziah. Menurutnya, perusahaan yang menjadikan K3 sebagai budaya akan lebih produktif karena tidak mengalami hilangnya jam kerja akibat kecelakaan kerja. Dengan budaya K3 pekerja akan memahami risiko yang dapat menimbulkan bahaya sehingga lebih waspada dan bekerja dengan cara yang aman.

"Dalam menjaga keselamatan kerja yang perlu mendapat perhatian adalah mengenai perilaku pekerja. Bagaimana mereka memahami tujuan dalam bekerja sehingga dirinya mampu memahami bahaya-bahaya yang ada, yang pada akhirnya akan membentuk kesadaran untuk bekerja dengan aman agar selamat hingga pulang ke rumah masing-masing," papar Edi.

Penerapan K3 di lingkungan kerja mendapat perhatian serius setiap perusahaan. Terdapat beberapa hambatan serius yang seringkali menjadi penghambat kemajuan, salah satunya adalah perusahaan terlalu fokus pada target produksi dan penghematan biaya yang seringkali tidak mempertimbangkan aspek keselamatan. "Kesadaran mengenai K3 harus dimulai dari pucuk pimpinan sebuah perusahaan," tegasnya.

Lebih lanjut Edi menyebut sebagai BUMN Pelindo III memiliki komitmen dalam penerapan budaya K3 di lingkungan kerja. Menurutnya kesadaran K3 setiap tahun mengalami peningkatan, salah satunya tercermin pada tidak ada kecelakaan kerja yang mengakibatkan hilangnya nyawa maupun jam kerja sekaligus perolehan penghargaan zero accident di sejumlah pelabuhan yang dikelola perusahaan.

Kesadaran dalam penerapan budaya K3 di lingkungan Pelindo III dibangun melalui serangkaian pendekatan, mulai dari edukasi kepada seluruh pekerja, memberikan pelatihan dengan dukungan teknologi informasi yang menjangkau seluruh pekerja. Penegakan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri sesuai jenis risiko juga menjadi salah satu kiat sukses Pelindo III dalam penerapan K3.

"Kami juga melakukan pendekatan secara personal yang artinya pimpinan dapat memberikan contoh langsung kepada tim yang ada di bawahnya dengan menggali serangkaian permasalahan yang timbul dan sedang dihadapi khususnya dalam hal K3," pungkasnya.kbc6

Bagikan artikel ini: