Menteri Basuki sebut 36.300 unit rumah berpotensi bebas PPN
JAKARTA, kabarbisnia.com: Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memutuskan pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk sektor perumahan dengan harga di bawah Rp 5 miliar. Selain itu, dia juga mendiskon PPN sebesar 50% untuk rumah tapak dan susun dengan harga Rp 2 miliar-Rp 5 miliar.
Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR Basuki Hadimuljono menuturkan, insentif ini akan diberikan selama enam bulan terhitung sejak Maret sampai Agustus 2021. Nilai insentif tersebut ditargetkan untuk lebih dari 28.000 unit rumah tapak dan 7.500 unit rumah susun.
Basuki mengatakan, program insentif bebas PPN DTP bertujuan untuk menyerap stok rumah yang saat ini belum terserap. Adapun, total stok rumah yang masuk dalam stok rumah tapak bebas PPN DTP mencapai 28.800 unit, sedangkan stok rusun mencapai 7.500 unit.
"Selain itu, program rumah bebas PPN juga] membantu masyarakat memperoleh rumah layak huni yang sudah ada di pasar perumahan melalui pembebasan PPN," kata Basuki dalam konferensi pers virtual, Senin (1/3/2021).
Untuk stok rumah bebas PPN dalam kelompok non-subsidi dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan harga rumah, yakni Rp 300 juta-Rp 1 miliar, Rp 1 miliar-Rp 2 miliar, Rp 3 miliar-Rp 5 miliar, dan lebih dari Rp500 miliar. Adapun, stok terbanyak ada pada kelompok harga Rp 300 juta-Rp 1 miliar dan Rp 1 miliar-Rp 2 miliar.
Total perkiraan harga seluruh rumah dan unit apartemen tersebut mencapai Rp 82,7 triliun dengan nilai PPN mencapai Rp 7,95 triliun. Adapun, PPN tertinggi ada dalam kelompok harga rumah Rp 3 miliar-Rp 5 miliar atau senilai Rp 2,25 triliun.
Basuki mengatakan, masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dapat menggunakan fasilitas pembelian rumah lainnya, seperti Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Bantuan Uang Muka, Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT), dan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Program FLPP akan menyerap mayoritas program bantuan tersebut mencapai 76,8% atau Rp 16,66 triliun.
Adapun, program FLPP akan dilengkapi dengan program SBUM senilai Rp 630 miliar. Program FLPP pada 2021 menargetkan akan membangun sebanyak 157.500 unit. Dengan kata lain, program FLPP akan berkontribusi sekitar 70,66% dari target peningkatan akses rumah layak huni tahun ini.
Akhir pekan ketiga Februari 2021 penyaluran dana FLPP per Jumat (19/2/2021) tercatat sebanyak 443 unit dengan nilai Rp 47,82 miliar atau senilai 0,28% dari target 157.500 unit. Dengan demikian, total penyaluran dana FLPP 2010â2021 sebanyak 765.298 unit senilai Rp 55,64 triliun.kbc11
RI bakal miliki 'Silicon Valley' seluas 888 ha
Sunat bagi pria dewasa, antara aspek agama dan kesehatan
Jenderal Moeldoko bicara Indonesia bisa jadi negara maju pada 2045
Ketua DPD RI nilai masalah honorer harus diselesaikan dengan klausal tersendiri
Asian Agri salurkan 2.000 liter minyak goreng untuk korban banjir NTT