Realisasi investasi sepanjang 2020 capai 101,1 persen dari target

Senin, 25 Januari 2021 | 18:38 WIB ET
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia

JAKARTA, kabarbisnis.com: Realisasi investasi di sepanjang tahun 2020 mencapai Rp 826,3 triliun. Realisasi itu mencapai 101,1% dari target investasi tahun ini yang sebesar Rp 817,2 triliun.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menuturka nilai investasi di sepanjang 2020 naik 2,1% dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 yaitu hanya Rp 809,6 triliun.

"Artinya ada kenaikan (melebihi target) kurang lebih sekitar Rp 9 triliun," ujar Bahlil dalam pemaparan Realisasi Investasi yang disiarkan secara virtual, Senin (25/1/2021).

Bahlil merinci, realisasi investasi itu terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp413,5 triliun atau 50,1 persen dari total investasi.Realisasi PMDN naik 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 386,5 triliun.

Selanjutnya, Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 412,8 triliun atau 49,9% dari total investasi.Realisasi PMA justru turun 2,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 423,1%.

"Peran PMDN bisa dilihat, tidak bisa beda-bedakan PMA dan PMDN. PMDN benteng pertahanan investasi di era pandemi," ujar Bahlil.

Sementara itu, khusus untuk periode kuartal IV/2020 tercatat realisasi investasi sebesar Rp 214,7 triliun atau naik 3,1% dari tahun lalu. Pada kuartal III 2020, realisasi investasi tersebut terdiri dari PMDN sebesar Rp 103,6 triliun naik 0,7%.

Sedangkan, realisasi PMA sebesar Rp 111,1 triliun, naik 5,5%. Berdasarkan sektornya, terlihat aliran investasi periode Januari-Desember 2020, terbesar mengalir pada sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi mencapai Rp 144,8 triliun.

Kemudian, investasi mengalir ke sektor listrik, gas, dan air sebesar Rp 102 triliun. Lalu, ke industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya Rp 94,8 triliun. Disusul dengan sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp 76,4 triliun. Berdasarkan negara asal, aliran modal mayoritas berasal dari Singapura mencapai US$9,8 miliar.

Disusul dari China sebesar US$4,8 miliar, Hong Kong US$ 3,5 miliar, Jepang US$2,6 miliar, dan Korea Selatan US$ 1,8 miliar.kbc11

Bagikan artikel ini: