Ada PPKM, begini keluh kesah pengusaha kafe dan restoran hingga pengelola mal
SURABAYA, kabarbisnis.com: Kalangan pelaku usaha mengeluhkan menyusutnya kinerja sebagai imbas diterapkannya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pengusaha kafe dan restoran misalnya, menyebut omzet penjualannya anjlok 50-60 persen, hal serupa juga dirasakan pengelola pusat perbelanjaan (mal) yang mengaku jumlah pengunjung susut hingga 50 persen.
Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur, Tjahjono Haryono mengatakan, penurunan omset penjualan bahkan sudah terjadi sejak rencana penerapan PPKM yang baru diumumkan H-4 pemberlakukan, yang mencapai sekitar 10 persen - 15 persen.
"Saat pemerintah pusat mengumumkan itu pun sudah turun 10 - 15 persen, ditambah dengan mulai dilaksanakan PPKM ini drop di angka 50-60 persen," katanya, Jumat (22/1/2021).
Diakui Tjahjono, Pemkot Surabaya maupun Pemprov Jatim memang sudah memberikan kelonggaran jam operasional yang awalnya diatur wajib tutup pukul 19.00 sesuai anjuran pemerintah pusat, tetapi dilonggarkan menjadi tutup pukul 20.00 untuk usaha resto di dalam mal.
Oleh karena itu, dengan ketentuan yang ada pada PPKM yang rencananya akan diperpanjang dimana mal dibolehkan tutup jam 20.00, pihaknya hanya pasrah.
"Nah dengan perpanjangan PPKM ini pun Pemkot akhirnya enggak bisa berbuat apa-apa, jadi kami hanya mengikuti saja," imbuhnya.
Seperti diketahui, pemerintah bakal.memperpanjang penerapan PPKM pada 26 Januari hingga 8 Februari 2021.
Tjahjono bilang, dengan kondisi penurunan omset tersebut pun, diperkirakan akan semakin parah dengan adanya rencana penutupan Jalan Tunjungan dan Jalan Darmo Surabaya pada setiap malam hingga pagi hari di akhir pekan.
Kedua jalan ini merupakan jalan utama pusat kota Surabaya, di mana banyak terdapat usaha kafe dan restoran termasuk akses menuju mal Tunjungan Plaza.
"Jalan Darmo dan Tunjungan ditutup pasti akan terdampak, selama 2 minggu ini pun drop lumayan parah. Di dalam mal saja yang tutup jam 8 malam, tapi jam 6 sudah sepi karena orang mengurangi keluar," ungkapnya.
Tjahjono menambahkan, para pengusaha butuh waktu lama sedikitnya 3 bulan pasca pembatasan untuk bisa mengangkat kembali omset yang drop berdasarkan pengalaman saat PSBB tahun lalu.
"Dengan sangat terpaksa otomatis usaha akan mengurangi jumlah karyawan yang bekerja, dengan omset yang rendah dampaknya adalah karyawan pasti akan menerima bayaran yang berbeda pula," imbuhnya.
Apkrindo pun memastikan sejauh ini anggota-anggotanya, bahkan pengusaha kuliner di luar anggota pun sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Minta jam operasional diperlonggar
Sementara itu kalangan pengusaha mal atau pusat perbelanjaan di Kota Surabaya mengungkapkan jika penerapan PPKM telah mempengaruhi jumlah pengunjung mal yang susut hingga 50 persen.
Ketua Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Sutandi Purnomosidi mengatakan,
mengungkapkan selama pelaksanaan PPKM Jawa dan Bali pada 11-25 Januari 2021 ini membuat masyarakat mengerem belanja di mal atau tak bisa makan malam di restoran di mal.
"Padahal saat ekonomi dibuka sudah bisa kembali ke level 80 persen kunjungannya, tetapi saat pelaksanaan PPKM kembali anjlok," imbuhnya.
Untuk itu, Sutandi berharap rencana pemerintah yang akan memperpanjang pelaksanaan PPKM adalah untuk memberikan kelonggaran jam operasional. Permintaan pelonggaran jam operasional tersebut sangat diharapkan, mengingat selama ini protokol kesehatan dan pelaksanaan 3M di mal-mal sudah dilakukan dengan sangat ketat.
"Mengingat ketatnya prokes di mal-mal, kami mengajukan agar tutup mal bisa dipertimbangkan kembali sesuai dengan Perwali Surabaya No.67 Tahun 2020 yaitu sudah tutup pukul 22.00 WIB," jelasnya.
Menurut Sutandi yang juga Direktur Marketing Pakuwon Group tersebut, yang seharusnya diperketat adalah protokol kesehatan di luar mal. Bahkan, uniknya pembatasan waktu operasional sampai pukul 20.00 WIB hanya berlaku di dalam mal sedangan di luar mal masih bisa beroperasi sampai pukul 21.00 WIB.
"Situasi ini jelas sangat merugikan proses recovery ekonomi di Jatim, khususnya di Surabaya," imbuhnya. kbc7
De Naila Village 2 Hadirkan Rumah Fasilitas Premium Rp300 Jutaan di Barat Surabaya
Awas! Malware Pencuri Foto Ancam Serang Ponsel Android
Mengetuk Pintu Langit dalam Kehidupan Sehari-Hari bersama Ustadz Hanan Attaki
Onassis Hadirkan Perangkat Pintar untuk Keamanan Rumah Lebih Optimal
Terbuka, Peluang Mahasiswa Tekuni Bisnis Perbenihan