Pengangguran tinggi hingga krisis di sektor usaha masih hantui 2021
JAKARTA, kabarbisnis.com: Sepanjang tahun 2020, ekonomi global termasuk Indonesia mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19. Pada 2021 pun perekonomian masih dibayangi ketidakpastian.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2021 akan tumbuh 4% hingga 5%, yang disumbangkan dari semua ngara, termasuk negara-negara berkembang seperti Indonesia.
"Tahun depan dengan prediksi pertumbuhan ekonomi 4%-5% tentu disumbang semua negara termasuk emerging dan developing country seperti Indonesia," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Selasa (22/12/2020).
Menurut dia, pemulihan ekonomi masih terus dilakukan. Pun, sejumlah tantangan masih akan harus dihadapi di antaranya tantangan stabilitas kesehatan, banyaknya jumlah pengangguran, dan krisis di sektor usaha, dan sektor riil yang berimbas kepada sektor keuangan.
"Instrumen yang luar biasa penting di dalam menghadapi Covid yaitu pertama masalah kesehatan, kedua krisis sosial karena masyarakat kehilangan pendapatan, mata pencahariannya dan kemudian krisis di sektor usaha, baik di sektor riil yang berpotensi mengimbas pada sektor keuangan," bebernya
Menuruynya, Undang-Undang Cipta Kerja juga dalam rangka membantu pemulihan ekonomi di sektor riil di tahun depan. Dan dana PEN akan terus diawasi sampai akhir tahun.
"Ini tantangan sulit dan harus kita atasi," tandasnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran semakin bertambah karena Covid-19. Pengangguran naik 2,67 juta orang menjadi 9,77 juta orang pada kuartal III-2020.
Rinciannya terdapat 29,12 juta orang (14,28% penduduk usia kerja) yang terdampak Covid-19, terdiri dari pengangguran karena Covid-19 (2,56 juta orang), Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 (0,76 juta orang), sementara tidak bekerja karena Covid-19 (1,77 juta orang), dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena Covid-19 (24,03 juta orang).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Agustus 2020 sebesar 7,07% , meningkat 1,84% poin dibandingkan dengan Agustus 2019.
"Ini meningkat 1,84% poin dibandingkan dengan Agustus 2019," kata Suhariyanto. kbc10
Pebisnis properti optimis insentif PPN jadi motor pemulihan ekonomi
Samsung hadirkan jajaran produk di 2021, mulai TV hingga soundbar
Guyuran insentif pajak didesain agar orang tajir mau kembali belanja
Ketua DPD RI apresiasi Satgas Waspada Investasi tutup Tiktok Cash dan 27 perusahaan investasi bodong lainnya
Percepat implementasi QRIS di ritel, Aprindo rangkul perbankan hingga fintech