Pasukan perdamaian asal Indonesia gugur di Kongo

Rabu, 24 Juni 2020 | 11:05 WIB ET

JAKARTA - Kabar duka datang dari Pasukan Penjaga Perdamaian asal Indonesia yang sedang bertugas di Kongo. Salah seorang anggotanya, Serma Rama Wahyudi, dilaporkan gugur dalam serangan di Kongo.

"Duka cita mendalam atas berpulangnya Serma Rama Wahyudi, salah satu anggota pasukan perdamaian Indonesia yang bertugas di misi MONUSCO," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi  dalam unggahan di akun resmi Twitter, Selasa (23/6/2020).

Retno mengatakan, Serma Rama meninggal akibat serangan yang terjadi pada misi perdamaian PBB di Kongo tersebut. Serangan oleh kelompok militan terjadi pada Senin. 22 Juni malam waktu setempat.

"DK PBB mengutuk keras serangan kepada MONUSCO dan meminta otoritas Kongo untuk melakukan investigasi dan membawa pelakunya ke meja pengadilan," ungkap Retno.

Indonesia, kata Retno, memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Serma Rama yang gugur dalam bertugas.

"Penghargaan setinggi-tingginya kepada Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia," imbuhnya.

Insiden penyerangan terjadi sekitar 20 kilometer dari kota Beni, Provinsi Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo. Dilansir dari AFP, Kepala MONUSCO, Leila Zerrougui, mengatakan serangan dilakukan oleh pasukan sekutu demokrat (ADF), yang merupakan kelompok bersenjata di timur Kongo.

ADF adalah gerakan pemberontak muslim yang berasal dari negara tetangga Uganda pada 1990-an. Mereka menentang pemerintahan Presiden Uganda Yoweri Museveni. 

Pada 1995, kelompok ini pindah ke Kongo dan menjadikan negara itu seabagai basis operasinya. Meski demikian, mereka tidak melakukan serangan di Uganda selama bertahun-tahun.

MONUSCO adalah organisasi misi bentukan PBB untuk menstabilkan situasi di Kongo. Misi ini didirikan oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam resolusi DK PBB 1279 pada tahun 1999, dan resolusi DK PBB 1291 pada tahun 2000 untuk memantau proses perdamaian Perang Kongo kedua.

Bagikan artikel ini: