Mendesak, transformasi digital oleh perbankan jelang new normal
JAKARTA, kabarbisnis.com: Pandemi Covid-19 membuat tren di dunia semakin mengarah ke digital, termasuk industri perbankan. Hal ini menjadi salah satu nilai positif disamping banyaknya efek negatif dan risiko yang dihadapi industri perbankan akibat pandemi Covid-19.
Wakil Ketua Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Gde Sumarjaya Linggih mengatakan, percepatan layanan digital harus disiapkan dengan baik, misalnya seperti penambahan fitur di layanan digital eksisting atau mempercepat transformasi digital.
"Salah satu contoh transformasi digital adalah mengintensifkan layanan digital pada setiap cabang bank, mengingat era New Normal harus dijadikan perbankan sebagai langkah pemulihan ekonomi dan industri," ungkap Demer, sapaan akrabnya dalam Talkshow HIPMI X BUMN bertajuk "Perbankan di Era New Normal" di Jakarta, Selasa (16/6/2020).
Dia mengatakan, transaksi perbankan saat ini beralih ke digitalisasi dalam bentuk e-banking, mobile banking, internet banking, atau e-wallet. Peralihan ini, menurut Demer, harus disiapkan oleh perbankan, mengingat peralihan ini dinilai sangat membantu efisiensi perusahaan dibandingkan dengan melayani pembayaran tunai. Terlebih lagi, digital payment atau cashless melesat luar biasa selama pandemi Covid-19 berlangsung.
"Adanya protokol New Normal diperkirakan akan berdampak baik pada peningkatan pelayanan pelaku industri perbankan, hanya saja kinerja operasional mungkin masih tertahan dikarenakan pertumbuhan ekonomi yang masih lemah hingga akhir tahun," pungkas Demer. kbc10
BSI dan Pemkab Banyuwangi gotong royong bangun infrastruktur jalan di Pesanggaran
Kejar target 4% rasio kewirausahaan, ini strategi pemerintah
Masih tangguh, ITS pertahankan Juara Umum KRI kali kelima
Moeldoko hadir di Dzikir Akbar Manaqib Ponpes Al-Baghdadi
Realisasi penerimaan cukai Rp121,5 triliun di semester I, terbanyak dari CHT