Awas! Jangan sepelekan bahaya kandungan BPA dalam kemasan plastik
JAKARTA, kabarbisnis.com: Dalam kehidupan sehari-hari, istilah BPA mungkin bukanlah hal yang asing di telinga. Misalnya, bagi seorang ibu yang memiliki balita, pasti kerap menemukan klaim BPA Free atau bebas kandungan BPA dari suatu produk bayi.
Lantas, apa sebenarnya BPA itu? Bisa jadi Dokter anak Anda pun mungkin pernah memperingatkan agar seluruh alat makan dan minum si kecil harus memiliki label BPA fee.Lantas, mengapa harus ada klaim label yang satu ini ?
Menurut penjelasan dari situs resmi Mayo Clinic (https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/expert-answers/bpa/faq-20058331), BPA atau Bisphenol-A merupakan salah satu zat kimia industri. Biasanya BPA digunakan untuk produksi plastik dan resin epoksi.
Zat kimia tersebut memiliki sifat beracun dan terindikasi dapat menyebabkan penyakit kanker. Mengutip mayoclinic.org di Jakarta, Kamis (10/6/2020).
Karena itu, sering muncul himbauan untuk tidak memanaskan makanan menggunakan wadah plastik yang mengandung BPA. Apabila hal itu terjadi, proses tersebut menyebabkan sejumlah zat kimia dari kemasan akan terlepas dan masuk ke dalam makanan. Jadi, sekarang sudah paham kan kenapa ada klaim BPA Free?
Merujuk situs khusus yang membahas BPA, yakni Facts About BPA (factsaboutbpa.org/benefits-applications/why-bpa), kandungan BPA ini dapat ditemukan di beberapa benda, antara lain: Kemasan plastik. BPA dapat terkandung dalam botol minuman, tempat makan, wadah penyimpan makanan dan lainnya.
Setiap kemasan plastik memiliki kode resin berbentuk segitiga bernomor di bawah kemasan. BPA biasanya ditemukan dalam plastik berjenis Polyvinyl Chloride (Kode Resin Dan Polycarbonate (Kode Resin 7). Jika memiliki kemasan plastik berkode tersebut, Anda harus lebih berhati-hati dalam menggunakannya. Agar lebih aman dan terhindar dari BPA, bisa memulai mencari produk berlabel BPA Free atau Food Grade.
Kemasan kaleng
Bagi yang sering mengkonsumsi makanan kaleng, ternyata BPA pun dapat ditemukan di kemasan kaleng. Hal ini bisa saja terjadi karena BPA dapat menempel pada lapisan epoksi. Lapisan epoksi sendiri banyak digunakan untuk produk makanan kaleng.
Mainan anak
Anak-anak biasanya tertarik dengan mainan berwarna yang memiliki beragam bentuk. Meski berwujud mainan, bukan berarti BPA tidak lepas dari bahan plastiknya. Karena itu, pilihlah mainan yang aman untuk anak, terutama jika mainan tersebut bisa masuk ke dalam mulut.
Apa saja bahaya yang ditimbulkan oleh BPA? Studi baru bersumber dari Washington State University yang dimuat di situs Science Daily (https://www.sciencedaily.com/releases/2019/12/191205183417.htm), BPA yang masuk ke dalam tubuh berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma bahkan mengubah fungsi imunitas tubuh.
Tak hanya itu, BPA juga berdampak pada peningkatan risiko penyakit jantung, kanker, kelainan organ hati dan gangguan perilaku pada anak kecil. Inilah mengapa banyak produk bayi yang memberikan klaim produknya bebas dari BPA.
Setelah mengetahui hal-hal penting terkait BPA, kini diharapkan dapat menerapkan berbagai cara untuk menghindarinya. Mencegah BPA dapat dilakukan sedini mungkin mulai dari memperhatikan kode resin plastik yang akan digunakan sebagai kemasan, menggunakan kemasan plastik dalam kurun waktu tertentu dan tidak memanaskan makanan di dalam kemasan plastik.kbc11
BSI dan Pemkab Banyuwangi gotong royong bangun infrastruktur jalan di Pesanggaran
Kejar target 4% rasio kewirausahaan, ini strategi pemerintah
Masih tangguh, ITS pertahankan Juara Umum KRI kali kelima
Moeldoko hadir di Dzikir Akbar Manaqib Ponpes Al-Baghdadi
Realisasi penerimaan cukai Rp121,5 triliun di semester I, terbanyak dari CHT