Selama 2018, kinerja BPR syariah di Jatim makin berkah

Jum'at, 30 November 2018 | 19:25 WIB ET

BATU, kabarbisnis.com: Selama 2018, kinerja perbankan di Jawa Timur secara umum alami pertumbuhan yang positif, terutama perbankan syariah. Pertumbuhan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Jatim ini seiring dengan meningkatnya ekonomi Jatim di atas rata-rata nasional.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jawa Timur, Heru Cahyono mengatakdari sektor jasa keuangan di Jawa Timur menunjukkan trend positif antara lain tercemin dari peningkatan volume usaha perbankan sebesar 6,28% (yoy), yang ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 7,82%, dan kredit 10,68%.

"Diantara kinerja positif perbankan di Jatim, bank syariah mampu menunjukkan eksistensinya dengan mencatatkan volume pertumbuhan usaha sebesar 16,13% year on year, DPK 13,84%, dan pembiayaan 18,02% (yoy)." ujarnya dalam paparan akhir tahun OJK Regional 4 Jatim di Batu-Malang, Rabu (28/11/2018).

Ia menjelaskan, pertumbuhan perbankan syariah jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan perbankan umum lainnya di Jatim, sehingga hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah melonjak signifikan di tahun 2018.

Namun demikian, kata Heru, perbankan syariah di Jawa Timur harus lebih berupaya meningkatkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan, mengingat resiko kredit perbankan syariah di Jatim cenderung naik, yang ditandai dengan peningkatan rasio NPF dari 2,74% pada triwulan III tahun 2017, menjadi 5,23% di triwulan III 2018.

Heru Cahyono kembali menjelaskan, sebagai bagian dari sistem keuangan Indonesia, industri perbankan syariah khususnya BPRS tidak lepas dari tantangan yang dihadapi, baik tantangan yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro, maupun tantangan lain yang muncul akibat dari persaingan usaha serta meningkatnya tuntutan regulasi.

"Saat ini BPRS harus mampu lebih adaptif dan kreatif dalam menyusun strategi plan bisnis, baik stategi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat maupun strategi menjalankan kegiatan operasional bank seefektif dan seefisien mungkin."terangnya.

OJK, tambah Heru, sangat memperhatikan terhadap perkembangan industri BPR Syariah di Jatim, agar ditengah tingginya kepercayaan masyarakat kepada BPRS tetap terjaga dengan baik. Dengan perhatian terhadap BPRS di Jatim, OJK rutin setiap tahun melakukan evaluasi kinerja BPR Syariah agar minat masyarakat setiap tahun terus tumbuh secara signfikan. 

Salah satunya, kata Heru, OJK mengadakan evaluasi kinerja 'Feed Back Pengawasan dan Capacity Building BPRS tahun 2018 di Hotel Singhasari Batu-Malang, Rabu tanggal 28 November 2018. Evaluasi kinerja ini mengangkat tema "Penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan Manajemen Risiko Dalam Rangka Mewujudkan Industri BPRS Yang Tumbuh Sehat, Terpercaya dan Berkelanjutan".

Sementara itu, Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Jawa Timur, Riyanto menambahkan, tahun 2018 ini kinerja BPRS meningkat seiring kepercayaan masyarakat atau nasabah terus tumbuh karena kinerja bank syariah yang cukup baik. 

"Untuk itu dengan monitoring dan pengawasan yang kontinu dari OJK Regional 4 Jatim, membuat kinerja bank syariah semakin kuat." ungkap Riyanto. kbc9

Bagikan artikel ini: