Dipasarkan di Tokyo, wisata Indonesia kebanjiran peminat

Rabu, 26 September 2018 | 11:38 WIB ET

TOKYO - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar Sales Mission dilakukan di Tourism Expo Japan (TEJ 2018). Event pameran ini digelar di Tokyo Big Sight, Tokyo, 20-23 September 2018. Di event ini, kemenpar mendapatkan hasil luar biasa. Incremental Pax hasil kerja sama mencapai 28.550 pax.

Di pameran ini, terjadi aktivasi pada booth Indonesia antara lain pameran B to B dan B to C, dan pelayanan informasi pariwisata. 

"Ada business to business (B2B) meeting sehingga tercipta kerja sama bisnis sehingga meningkatkan angka kunjungan wisatawan," kata Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata II Nia Niscaya, Selasa (25/9).

Kemenpar memfasilitasi 37 pelaku industri pariwisata dari berbagai provinsi untuk mengikuti acara itu. Mereka bergerak pada jasa biro perjalanan, hotel, Pemda, cruise, pengelola destinasi wisata, theme park, hingga maskapai penerbangan.

"Ini bursa pariwisata tahunan terbesar di Jepang. Diikuti lebih dari 1.100 buyers dan seller dari 150 negara dengan 1.100 booth. Pengunjungnya juga lebih dari 175 ribu orang," ungkap Nia.

Selain itu, dibawa juga Organizing Committee Hot Deal dan 6 Dinas Pariwisata Daerah. Antara lain DKI Jakarta, Bengkulu, Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.

Selama pameran, Kemenpar sukses mendapatkan Incremental Pax hasil kerja kama Wholesaler/Airlines. Selama Oktober – Desember 2018 sebanyak 8.050 pax. Sedangkan untuk Januari – Desember) 2019 sebanyak 20.500 pax.

"Totalnya 28.550 pax. Prediksi Pax/Potensi Nilai Transaksi Seller selama B2B/B2C Meeting, jumlah wisman 41.360. Ini meningkat sekitar 7% dibandingkan 2017. Sedangkan prediksi nilai potensial transaksi USD 42,021,760," papar Nia.

Tidak hanya itu, dalam kegiatan ini juga terjadi penandatanganan Marketing Cooperation Agreement antara Kemenpar dan Garuda Indonesia. Bentuknya inkind promotion. Periode Oktober-Desember 2018 sebesar 3.250 pax. Sedangkan periode Januari-Maret 2019 3.500 pax. Total keseluruhan 6.750 pax.

TEJ 2018 ini merupakan kolaborasi dari Japan Travel and Tourism Association (JTTA), Japan  Association of Travel Agents (JATA) dan Japan National Tourism Organization (JNTO). Hasil dari kegiatan ini akan dipublikasikan di media Jepang. Sehingga orang tertarik membeli paket-paket harga khusus. 

Indonesia sebagai silver sponsor, memperoleh privilege. Di antaranya logo exposure on all the TEJ printed materials, tambahan 4 free booth, feature article on the organizer’s media, seminar opportunities, dan pemutaran video WI di layar tv selama 15 detik.

Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Kemenpar. Pertunjukan seni budaya pun dipertontonkan. Seperti kesenian khas Bengkulu yang dikolaborasi dengan kesenian Angklung dan Tarian Bali di booth dan di panggung utama.Tidak hanya itu, kopi khas Indonesia juga turut disajikan.

Di event ini, Kemenpar memperoleh penghargaan ‘Regional Category Awards’. Sebuah penghargaan atas prestasi pembuatan dan promosi film hasil kerja sama Indonesia-Jepang ‘Umi wo Kakeru/Man from the Sea’ di Aceh. Penghargaan juga didapat atas penyelenggaraan event olahraga ‘Jakarta Marathon’ yang kontinyu setiap tahun.

"Ini merupakan hasil penilaian juri secara obyektif dan ditetapkan sebenar-benarnya. Berdasarkan tersebut kami menerima penghargaan ini," pungkasnya.

Menpar Arief Yahya mengatakan, pasar Jepang itu tetap potensial. Jepang itu sangat concern dengan isu safety and security, tidak mau ambil risiko, karena karakter masyarakatnya yang sangat konservatif, hati-hati. 

"Karena itu harus didekati dengan cara yang hati-hati pula. Kesukaan orang Jepang itu mirip dengan Korea, main golf, pantai, budaya. Soal golf, mereka sangat senang, karena di Indonesia sepanjang tahun bisa main golf, Jepang dan Korea kalau musim dingin atau panas, orang tidak banyak bermain outdoor," Utara Menpar Arief Yahya.

Menpar Arief menambahkan, pasar Jepang mengalami stagnansi. Karena itu perlu dicari strategi, untuk mendekati customers millenials Jepang.

"Apalagi waktu tempuh Jepang Indonesia sekita 7 jam, jarak menengah yang masih bisa dikembangkan," kata Menpar Arief Yahya yang membawa Kemenpar No 1 dan terpilih sebagai #TheBestMinitryOfTourism2018 se Asia Pacific di Bangkok, 20 September 2018 ini.

Bagikan artikel ini: