Yayasan Wings Peduli Kasih ikut kembangkan pendidikan animasi di Sidoarjo

Senin, 13 Agustus 2018 | 16:30 WIB ET

SIDOARJO, kabarbisnis.com: Sebagai wujud kepedulian terhadap peningkatan pendidikan nasional, Yayasan Wings Peduli Kasih berkomitmen membantu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Plus Nahdlatul Ulama Sidoarjo untuk mengembangkan pendidikan bidang animasi dengan membuka jurusan Animasi 3D.

“Pendirian Jurusan Animasi 3D ini adalah hasil kerjasama Wings Group dengan SMK Plus NU Sidoarjo dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Selain itu juga untuk mengembangkan potensi SDM Indonesia  yang memiliki kemampuan dan daya jual dalam dunia kerja,” kata Manager HRD PT Wings Surya, Effendi Harsono kepada wartawan di sela peresmian Jurusan Animasi 3D di Sidoarjo, Senin (13/8/2018).

Keinginan tersebut dipicu karena tingginya pertumbuhan industri kreatif tanah air serta besarnya pasar animasi dalam negeri. Di tahun 2017, nilai industri animasi dunia telah mencapai US$ 254 miliar dan diperkirakan akan meningkat sekitar US$270 miliar di tahun 2020.

Dan untuk merealisasikannya, pihak Wings Group telah melakukan penjajakan dalam rangka menyatukan misi sejak Oktober 2017 untuk mengembangkan jurusan animasi 3D. Menurut Effendi, ada dua pertimbangan yang melatarbelakangi Yayasan Wings Peduli Kasih memberikan bantuan. Pertama karena kemampuan teknologi yang dimiliki SMK Plus NU cukup bagus, yaitu dengan mengaplikasikan sistem pengajaran berbasis paperless. Pertimbangan kedua disebabkan SMK Plus NU telah memiliki pengalaman dibidang komunikasi visual.

Bantuan yang diberikan berupa laboratorium animasi yang dilengkapi dengan 39 unit komputer yang memiliki kemampuan unggul untuk video editing dan 3D rendering. Pembekalan dan pendidikan animasi untuk tiga guru SMK Plus NU selama 3 bulan. Yayasan Wings Peduli Kasih juga membantu menyusun kurikulum dengan melibatkan akademisi, pakar dunia usaha dan dunia industri.

“Dan Alhamdulillah, antusias siswa yang mendaftar di jurusan baru ini sangat besar. Siswa angkatan pertama kita penuh, jumlah siswanya sekitar 36 anak,” ungkap Kepala Sekolah SMK Plus NU, M.Fatchul Djinan CH. 

Ia mengaku, secara pribadi merasa tidak nyaman dengan keberadaan film animasi Upin dan Ipin milik Malaysia yang sangat digemari anak Indonesia. Untuk itulah ia berkeinginan kuat untuk bisa mencetak generasi muda yang mampu menandinginya. 

“Dan kami yakin lulusan SMK Plus NU ini akan dapatkan kesempatan besar karena dunia industri animasi berkembang sangat pesat,” tegasnya.

Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Pembinaan SMK, M Bahrun dan Wakil Gubernur Jawa Timur terpilih, Emil Elestianto Dardak.kbc6

Bagikan artikel ini: