GenPI Jateng dan ulama gulirkan ziarah Syawalan Semarang

Rabu, 13 Juni 2018 | 11:27 WIB ET
Menteri Pariwisata Arief Yahya
Menteri Pariwisata Arief Yahya

SEMARANG, kabarbisnis.com: Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Jawa Tengah bersiap meramaikan Lebaran 2018 di Semarang. Konsepnya, wisata religi dengan label Ziarah Syawalan Semarang. Event yang berkolaborasi dengan Habib Kota Semarang ini, alan bergulir Minggu (24/6). 

“Ziarah Syawalan kembali digulirkan dengan wilayah Semarang. Nantinya ziarah dilakukan ke makam-makam para ulama dan kasepuhan yang ada di Semarang. Kami berharap masyarakat bisa bergabung. Sebab, ziarah ini terbuka dan gratis bagi umum,” ungkap Habib Nauval Mutahar dari Majelis Ribath An Nur, Senin (11/6). 

Program Ziarah Syawalan Semarang digelar ahad ke-2 Bulan Syawal atau Minggu (24/6). Dengan start pukul 07.00 WIB, lokasi berkumpul peserta berada di Majelis Ribath An Nur, Jalan Pucang Anom Timur Raya, Nomor 33-35, Pucang Gading, Semarang. 

Sedikitnya ada 9 makam ulama yang akan dikunjungi dengan lokasi berbeda. Ziarah akan diawali dari makam Syaikh Ibrahim di Brumbung Mranggen, mulai pukul 07.30 WIB. Agenda ziarah lalu dilanjutkan ke makam Syaikh Shodiq atau Mbah Jago di Ringinjajar. 

“Agenda ziarah ini istilahnya dilakukan secara road show dalam satu hari. Lokasinya dekat di wilayah Semarang. Mungkin selepas Ashar sudah selesai. Agenda dimulai dari Brumbung, lalu berakhir di area Gunung Pati. Ada banyak nilai yang bisa dipetik dari event ini,” terang Habib Nauval. 

Dari Ringinjajar, agenda dilanjutkan ke makam Syaikh Jumadil Kubro di arteri Kaligawe. Masih berada di kawasan Kaligawe, agenda berlanjut ke makam Pangeran Adipati Surohadi Menggolo atau familiar sebagai Sunan Terboyo. Tepat pukul 12.30 WIB, rombongan akan berada di makam Sunan Pandanaran (Mugas). Lalu, bergeser menuju makam KH Sholeh Darat dan para Habaib di Bergota. 

Mendekati ujung perjalanan, ziarah lalu diarahkan menuju makam Habib Hasan bin Thoha bin Yahya di Mrican. Lalu, rangkaian ziarah ini diakhiri di makam Syaikh Sulaiman Cagak Luas di Patemon, Gunung Pati. 

Habib Nauval menambahkan, publik diharapkan bisa mengenal tokoh-tokoh besar ini lebih dekat. Sebab, mereka berkontribusi besar dalam membangun Semarang dan menyebarkan syiar Islam. 

“Mereka ini merupakan kasepuhan di Semarang. Kami ingin masyarakat bisa mengenal lalu menguri-uri sejarahnya. Ada banyak nasehat dan pesan moral yang bisa ditaulani. Jangan sampai ‘kepaten obor’. Sebab, selain ulama, ziarah juga dilakukan dibeberapa pahlawan,” terangnya. 

Menunjang kemudahan mobilitas, para peserta diharapkan menyiapkan moda transportasinya sendiri. Selain berkumpul di Majelis Ribath An Nur, para peserta juga bisa menunggu pada rute ziarah tersebut. 

Habib Nauval mengatakan, Ziarah Syawalan Semarang dilakukan dengan konvoi. Untuk itu, ketertiban di jalan raya juga menjadi prioritas. 

“Kalau mau berkumpul bisa ke Majelis Ribath An Nur. Tapi, kalau mau praktis tunggu saja di makam-makam tersebut. Nanti semua peserta akan jalan bersama-sama. Jadwal sudah disusun, lalu sosialisasi melalui masjid di Semarang sudah disebar. Yang penting tertib di jalan sehingga aman,” katanya lagi. 

Respons besar selalu ditunjukan publik. Pada 2017 silam, Ziarah Syawalan Semarang diikuti sekitar 400 peserta. Mereka berasal dari seputaran wilayah Semarang. Habib Nauval pun berharap, event ini harus jadi tradisi Syawalan di Semarang. Sebab, event ini bisa menarik kunjungan wisatawan sekaligus menguatkan konsep wisata religi di Kota Lumpia. 

“Respons masyarakat selalu besar. Kami ingin semua ulama dan kiai di Semarang bergabung tahun ini. Harapannya event menjadi lebih meriah. Agenda ini murni untuk pariwisata, tidak ada tujuan politik. Kalau tradisi ini besar, kan bisa menarik banyak wisatawan dan itu bagus bagi Semarang,” tuturnya. 

Untuk infomasi detail, silahkan berkoordinasi dengan panita. Nomor teleponnya 08122904772 (Shafiq), 081329896777 (Nauval), 08886522102 (Ridwan), 0817299690 (Didik), juga 085876899023 (Ansori). 

Ketua GenPI Jateng Shafigh Pahlevi Lontoh menerangkan, Ziarah Syawalan Semarang harus dilestarikan dan dikembangkan karena memiliki potensi besar tujuan wisata. 

“GenPI diajak Habib Nauval untuk mengembangkan program ini. Potensinya sebagai event wisata religi besar. Penguatan harus dilakukan agar event ini berkembang menjadi wisata religi unggulan Semarang. Sebab, ini sudah menjadi agenda tahunan dan peminatnya besar. Kalau brandingnya dikuatkan, pasti akan membludak. Hal ini yang akan kami lakukan,” tegas Shafigh. 

Program Ziarah Syawalan Semarang diapresiasi Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Menpar mengungkapkan, Semarang memiliki spot dan potensi wisata religi besar. 

“Program ini bagus dan bisa mengisi moment libur Lebaran. Agenda ini menguatkan konsep wisata religi yang ditawarkan Semarang. Branding harus dilakukan juga melalui media sosial biar efektif,” pungkasnya. kbc3

Bagikan artikel ini: