Bawang putih dan beras picu inflasi Jatim di Februari 2018 sebesar 0,16 persen

Kamis, 1 Maret 2018 | 17:55 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Badan Pusar Statistik (BPS) Jatim menyebutkan bahwa Laju Indeks Harga Konsumsi (IHK) atau inflasi di Jawa Timur pada Februari 2018 tercatat cukup tinggi, mencapai 0,16 persen. Hal ini dipicu oleh masih tingginya harga bawang putih dan beras pada bulan tersebut.

Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono mengatakan bahwa dari tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok mengalami inflasi dan satu kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi adalah kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 0,43 persen, diikuti kelompok Sandang sebesar 0,38 persen, kelompok Bahan Makanan 0,19 persen, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0,08 persen kelompok Kesehatan 0,08 persen, dan kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan olah raga sebesar 0,05. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,18 persen.

“Ada tiga komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi di bulan Februari 2018 ialah bawang putih, beras, dan sewa rumah. Belum dibukanya keran impor bawang putih sejak tahun 2018 membuat pasokan bawang putih hanya mengandalkan pasokan dari dalam negeri, sedangkan produksi bawang putih dari dalam negeri juga berkurang disebabkan faktor cuaca yang terus menerus hujan. Hal ini mengakibatkan harga bawang putih terus merangkak naik,” ujar Teguh Pramono di Surabaya, Kamis (1/3/2018).

Sementara itu, lanjutnya, beras masih menjadi komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi. Meskipun di akhir Bulan Februari, harga beras mengalami sedikit penurunan, namun secara umum rata-rata harga beras Bulan Februari masih lebih tinggi dibandingkan harga Bulan Januari. Penyebab belum turunnya harga beras dikarenakan belum adanya panen besar di Bulan Februari.

Selain tiga komoditas utama pendorong inflasi di atas, komoditas lain yang juga mendorong terjadinya inflasi bulan Februari ialah kontrak rumah, bensin, emas perhiasan, sepeda motor,tomat sayur, upah pembantu rumah tangga, dan cabai rawit.

Meski demikian, ada beberapa komoditas yang menjadi penghambat terjadinya inflasi di bulan Februari 2018 ini. Tiga komoditas utama yang menghambat terjadinya inflasi ialah telur ayam ras, tarif angkutan udara, dan daging ayam ras.

“Melimpahnya stok telur ayam ras di Bulan Februari membuat harganya mengalami penurunan, walaupun terjadi kenaikan permintaan menjelang Imlek, namun tidak terlalu berpengaruh terhadap harganya. Hal yang sama juga terjadi pada komoditas daging ayam ras, dimana pasokannya cukup melimpah di pasar,” tambahnya.

Untuk harga tiket angkutan udara mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan harga tarif angkutan udara di Bulan Februari selalu terjadi setelah melewati peak seasion di Bulan Desember dan Bulan Januari. Sedangkan komoditas lain yang menjadi penghambat inflasi ialah wortel, tarif kereta api, kentang, pisang, melon, kelapa, dan minyak goreng.

“Kondisi ini umumnya dialami oleh seluruh kota yang menjadi penghitungan angka inflasi. Tetapi dari 8 kota tersebut, inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo yang mencapai 0,31 persen, diikuti  Kediri 0,26 persen, Madiun 0,25 persen, Jember 0,18 persen, Malang dan Banyuwangi 0,17 persen, Surabaya 0,14 persen, dan Sumenep 0,08 persen,” terang Teguh.

Adapun laju inflasi Year on Year ( YoY) Jawa Timur di bulan Februari 2018 mencapai 3,01 persen, angka ini lebih rendah dibanding Y o Y Februari 2017 sebesar 3,99 persen.kbc6

Bagikan artikel ini: