Pertama di Jatim, apartemen Gunawangsa gandeng BNNP dan BNPT

Selasa, 6 Februari 2018 | 23:24 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Jawa Timur menggelar aksi pencegahan narkotika dengan dengan menggandeng pengembang apartemen di wilayah setempat untuk mencegah tindak terorisme di lingkungan apartemen dan perhotelan.

Kepala BNPT Jatim Soubar Isman mengatakan, penanggulangan terorisme dan penyalah gunaan narkotika bukan hanya menjadi tanggung jawab penegak hukum namun semua lapisan masyarakat. Oleh karenanya, pihaknya sangat menyambut baik langkah yang dilakukan pengembang Gunawangsa Group yang dengan inisiatifnya melakukan tindakan prevemtif.

"Ini adalah kali pertama pengembang apartemen di Jatim bahkan Indonesia, yakni Gunawangsa dengan mengawali kerja sama dengan kami. Dan bagi kami tindakan terorisme itu bisa dari mana saja, kapan saja. Kami tidak menunggu itu terjadi, kami lakukan antisipasi agar jangan sampai itu terjadi," katanya di sela penanda tanganan kerja sama BNNP dan BNPT Jawa Timur sekaligus Pembekalan Relawan-Penggiat Anti Narkoba dan Terorisme di apartemen Gunawangsa MERR Surabaya, Selasa (6/2/2018).

Dikatakannya, untuk mencegah terorisme perlu kerja sama dari banyak pihak. Termasuk, dari kalangan hotel dan apartemen yang lokasinya berpotensi menjadi tempat persembunyian, perakitan, perencanaan dan lain sebagainya.

"Karena itu, kami lakukan kerja sama ini dan sesuai fungsinya bisa melakukan pendampingan dan pelatihan bagi rewalan yang terkait dengan antiteroris," terang dia.

Kepala BNNP Jatim Brigjen Pol Bambang Budi Santoso mengatakan setiap tempat bisa dijadikan sarang narkotika, bahkan lokasi seperti apartemen, hotel dan juga kos-kosan kerap dijumpai para pelakunya.

"Memang akhir-akhir ini apartemen banyak dijadikan tempat mereka menggunakan narkoba bahkan memproduksi. Di sini kami butuh kerja sama semua pihak baik TNI Polri, pemilik hotel/apartemen, RT/RW dan warga sekitar untuk ikut mencegah, melaporkan kalau ada yang pakai," jelasnya.

Dia mengatakan pencegahan perlu dilakukan karena rata-rata di Indonesia ada 40-50 orang meninggal per hari karena narkoba terutama usia muda. Dengan mudahnya orang menggunakan narkoba, mana Indonesia kerap dijadikan pangsa pasar bagi dunia.

"Tidak ada satu daerah pun yang tidak lepas dari narkoba. Gerakan kita bukan sekedar memasang stiker dan balihi tapi betul-betul memperhatikan, dan melaporkan," katanya.

Dia memaparkan data BNNP Jatim selama 2017 tercatat ada sekitar 3.288 orang yang menjalankan rehabilitasi akibat narkoba. Mereka kebanyakan berusia antara 10 tahun sampai 30 tahun.

"Angka pengguna narkoba dengan usia muda itu mendominasi sebanyak 60%, sisanya orang yang sudah matang dan mapan," imbuhnya.

Data Polda Jatim menyebut selama 2017 telah menangani 4.909 kasus narkoba dengan total jumlah tersangka ada 6.013 orang. Jumlah tersebut naik 3,37% dibandingkan tahun sebelumnya yakni ada 4.749 kasus dan jumlah tersangka naik 1,71% dibandingkan 2016 yakni ada 5.912 tersangka.

Pada 2017, hasil temuan narkotika di Jatim dengan barang bukti narkoba kebanyakan berupa ganja 80.074 kg, sabu-sabu 87,609 kg, dan pil ekstasi 25.535 butir. Tembakau gorila 506,4 gram, juga ada obat daftar G sebanyak 10,5 juta butir.

Sementara, CEO Gunawangsa Group Triandy Gunawan mengatakan, kerja sama ini terinspirasi dari pengembang PP Properti yang sebelumnya mengklaim pembangunan properti apartemen dan hotelnya bebas narkoba dan terorisme.

"Oleh karena itu, kami langsung action dan menginisiasi dengan menggandeng dua institusi terkait ditingkat Provinsi Jawa Timur, yakni Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) Jatim dan BNPT," ujar Triandy.

Pihaknya juga akan menularkan langkah tersebut kepada pengembang lainnya melalui DPD REI Jawa Timur, agar penyebaran narkoba dan aksi terorisme kian terbatas.

Terkait kerja sama tersebut, pihaknya berharap para relawan yang mengikuti pelatihan tersebut bisa menerapkannya di lapangan, sehingga selain akan melakukan tindakan preventif, apartemen dan hotel yang dioperasikan Gunawangsa Group bisa memberikan kepercayaan dan kenyamanan bagi penghuni dan tamu.

Rencananya, relawan internal Gunawangsa Group akan mendapatkan materi tentang Pencegahan Pemberantas Penyalahan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), khususnya untuk bagian keamanan, pekerja kasar dan karyawan kamar serta karyawan penerima tamu.

"Yang mengikuti pelatihan sedikitnya ada 100 peserta yang ikut," katanya. kbc7

Bagikan artikel ini: