Latih kewirausahaan karyawan, RNI rangkul BTPN

Kamis, 21 Desember 2017 | 18:33 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) (RNI) menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN) untuk memberikan fasilitas layanan perbankan dan pelatihan kewirausahaan bagi karyawan.

Direktur Utama PT RNI B Didik Prasetyo mengatakan kerja sama ini dapat meningkatkan kemandirian karyawan khususnya karyawan yang sebentar lagi akan memasuki fase purnakarya. Meskipun telah pensiun, Ia berpendapat, perusahaan memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan karyawan tetap memperoleh kesejahteraan dan mendapat penghidupan yang baik.

"Menjadi wirausahawan merupakan salah satu pilihan yang tepat dan bijak, karena selain bisa mendapatkan pendapatan juga memberi manfaat dengan menyerap tenaga kerja," kata Didik dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (20/12/2017).

Didik mengatakan saat ini karyawan kurang tersentuh program-program pelatihan yang bertujuan untuk pemberdayaan dan meningkatkan kemandirian di kemudian hari.Pelatihan kewirausahaan dan berbagai program layanan perbankan yang disiapkan BTPN diharapkan mampu menjadi solusi dan memberikan nilai tambahan bagi karyawan RNI.

Menurut Didik, RNI sangat mendukung berbagai program yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan karyawan. Oleh karena itu, pihaknya merangkul BTPN sebagai pelaku perbankan yang fokus pada pemberdayaan dan kewirausahaan agar kedepannya para karyawan dapat mandiri khususnya ketika telah pensiun nanti."Selain itu, hal ini juga dalam rangka mendukung program Pemerintah mencetak wirausahawan-wirausahawan baru," ungkapnya.

Guna memastikan program pemberdayaan berjalan dengan baik dan bersifat berkelanjutan, kerja sama ini juga menyentuh pada pemberian fasilitas layanan perbankan seperti layanan simpan pinjam, kredit multiguna, kredit bagi karyawan aktif, kredit pensiun, deposito, serta produk investasi.

Seperti diketahui, saat ini pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM tengah menggulirkan program kewirausahaan nasional bertajuk "Wirausaha Pemula". Melalui program yang bertujuan mendorong masyarakat menjadi wirausahawan ini ditargetkan lahir sekitar 10 ribu wirausaha pemula.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) rasio wirausaha Indonesia tahun 2016 sudah naik menjadi 3,1 persen dari rasio 2013/2014 lalu yang masih berada di angka 1,67 persen.Dengan jumlah penduduk 252 juta jiwa, jumlah wirausaha nonpertanian yang menetap mencapai 7,8 juta orang atau sebanyak 3,1 persen. Dengan demikian tingkat kewirausahaan Indonesia telah melampaui dua persen dari populasi penduduk, sebagai syarat minimal suatu masyarakat akan sejahtera.

Akan tetapi, rasio wirausaha sebesar 3,1 persen itu masih lebih rendah dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia dengan capaian rasio lima persen, Tiongkok 10 persen, Singapura tujuh persen, Jepang 11 persen, maupun Amerika Serikat 12 persen.kbc11

Bagikan artikel ini: