Balitbangtan kembangkan teknologi diversifikasi pangan non beras

Senin, 27 November 2017 | 08:09 WIB ET

BOGOR, kabarbisnis.com: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian  (Balitbangtan) terus mengembangkan teknologi diversifikasi pangan non beras. Dengan merangkul sejumlah perguruan tinggi upaya tersebut dilakukan dari on farm (budidaya) hingga off farm (komersialisasi budidaya hasil tanam).

Kepala Balitbang Kementan Muhammad Syakir menuturkan melihat kenanekaragaman sumber hayati yang dimiliki Indonesia , guna memenuhi kebutuhan karbohidrat jangan hanya menggantungkan diri karbohidrat yang bersumber pada beras. Atas hal itu, Indonesia yang kaya akan kenakeragaman hayati harus tercermin dari pemanfaatan sumber pangan lokal.

“Kita mengembangkan denfarm dan berjalan cukup sukses di Larantuka berikut mencakup bioindustri zero waste ( tanpa limbah red),” ujar Syakir dalam Agro Inovasi Fair (AIF 2017) di Botani Square Mall di Bogor, kemarin

Mengutip laman Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan menyebutkan Balitbangtan berencana menambah luas tanam pengembangan sorgum di Larantuka, Nusa Tenggara Timur seluas 10.000 hektare (ha) dari luas pertanaman yang ada seluas 700 hekare (ha) di Kabupaten Flores Timur.Sorgum dapat ditanam di daerah lahan kering marginal dan batuan cadas.Selain itu sorgum juga adaptif terhadap genangan air.

Puslitbangtan melalui Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros mengawal pertanaman melalui penyediaan teknologi benih dan suplai benih berkualitas. Varietas sorgum yang ditanam adalah Kawali,Numbu, Super 1 dan Super 2 dan varietas lokal.

Varietas Super 1 dan Super 2 akan dikembangkan sebagai sorgum manis guna memproduksi bioetanol dalam negeri.Sementara varietas numbu dimanfaatkan sebagai pangan potensial tepung sorgum pengganti beras  dan jagung.

Kemudian, Balai Besar Pasca Panen melakukan pendampingan pengolahan pasca panen sorgum.Menjadi catatan disini budidaya sorgum dilakukan juga dengan mengadaptasi kearifan lokal sehingga menghasilkan panen sorgum organik.Syakir berharap sorgum lokal ini dapat dinamakan sorgum larantuka.Adapun Balai Besar Mekanisasi Pertanian menyediakan sejumlah alat panen, mesin penyosoh sampai alat penepung biji sorgum.

Sementara untuk komoditas pangan non beras lainnnya adalah sagu di Papua. Mengutip laman Balai Penelitian Tanaman kelapa Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan menyebutkan luas areal perkebunan sagu seluas 2 juta ha, sekitar 60% berada di Indonesia. Adapun 90% tersebar di Papua dan Papua Barat.

Untuk itu, Balitbangtan terlebih dahulu menyiapkan sumber benih sagu dan teknisnya budidaya.Pihaknya juga mempercepat pelepasan varietas sagu dan penggunaan anakan sagu unggul sebagai strategi pengembangan sagu di Indonesia.

Menurut Syakir mengatakan   mengembangkan demfarm (percontohan red) bioindustri sagu melalui pertambahan luas aeal tanam seluas 10.000 ha itu juga melibatkan kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). ”Kerjasama sejenis juga dilakukan 30 perguruan tinggi lainnya,” kata dia.

Kepala Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian Retno Sri Hartati mengatakan fasilitasi bantuan teknologi  diberikan untuk mengembangkan pangan karbohidrat lokal lainnya seperti hanjeli dan‎ singkong atau ubi kayu.Pendekatannya melalui kegiatan inkubasi teknologi dan bisnis dengan mitra UMKM.

Misalnya , brand Shalisa, pendampingan berupa mengolah singkong menjadi tepung mocaff. Kehadirannya diharapkan menggantikan tepung terigu (gluten free) yang sepenuhnya gandum masih diimpor.

Faktor kesehatan merupakan alasan utama. Pasalnya, bagi sebagian orang , penggunaan protein gluten berimplikasi pada alergi dan sakit pencernaan .

Iis Sutarsih, pemimpin Kelompok Wanita Tani (KWT) mengatakan usaha yang dirintis sejak tahun 2009 ini memperoleh pendampingan dari Balitbangtan berupa manajemen usaha, pengemasan hingga pemasaran. "Balitbang Kementerian Pertanian juga membiayai untuk mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia, "ujar Iis seraya menambahkan yang mengaku produksi tepung mocaf berkisar 3-5 ton per bulan ini.kbc11

Bagikan artikel ini: