Nabila Syakieb dan suami rilis aplikasi berkuda

Rabu, 15 November 2017 | 14:13 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Selebritis Nabila Syakieb bersama suami Reshwara Argya Radinal, atlet berkuda ketangkasan (equestrian) Indonesia, luncurkan Djiugo. Ini adalah aplikasi yang berada di bawah naungan PT Sajiwa Pradhana Arteswara.

Aplikasi Djiugo menyediakan informasi dan Iayanan Iengkap untuk olahraga berkuda seperti berbagai logistik kebutuhan berkuda, termasuk jasa pelatih kuda internasional, juai beli kuda, paket tur berkuda di berbagai negara, serta produk-produk perawatan kuda. Pengguna aplikasi Djiugo juga dapat melakulan pertukaran informasi melalui aplikasi ini.

Reshwara mengaku mengembangkan aplikasi ini sejak kuliah di Belanda tahun lalu. Namun ia fokus mengembangkan pada tiga bulan terakhir. Dalam pengembangannya, Djiugo mengandeng Code Inc.

Reswara bilang investasi pengembangan aplikasi ini sebesar Rp 500 juta hingga Rp 600 juta melalui dana pribadi. Ke depannya, Reshwara akan mencari investor bila bisnis rintisanya berkembang dan hendak melakukan ekspansi.

Berbicara soal margin yang diambil oleh Djiugo dalam setiap transaksi jual beli kuda melalui aplikasi ini, Reshwara enggan berkomentar. "Ada persentasenya, cuma gak besar," kata Reshwara di Jakarta, Selasa (14/2017).

Agar semakin lancar, Reshwara telah memiliki tiga partner stable di Belanda yang dapat memfasilitasi berbagai kuda dari benua Eropa yang siap dijual belikan melalui aplikasi ini.

Begitupun dengan transportasi pengiriman kuda, Djiugo akan memfasilitasi. Sedangkan mitra stable Djiugo di Indonesia sudah ada 10 stable.

"Kami sudah melakukan riset. Program yang seperti ini belum ada aplikasi dan web yang sekomprehensif Djiugo. Terutama di Asia Tenggara hanya kita. Hingga Asia, Pasifik, Australia juga belum ada. Di Belanda ada, namun hanya aplikasi jual beli kuda dari sebuah klub," terang Reshwara.

Aplikasi Djiugo saat ini sudah dapat diunduh meIaIui Appstore. Targetnya dalam kurang 1 bulan ke depan, aplikasi ini bakal tersedia di Google Playstore. Djiugo masih ingin fokus di Indonesia lantaran terdapat stigma olah raga berkuda mahal.

"Kami ingin memangkas stigma ini. Kami ingin mengembangkan pasar ini. Dalam satu dua tahun ini saya lihat banyak minat orang berkuda. Sebab kuda merupakan salah satu olah raga sunah selain berenang dan memanah. Ada yang sekali naik Rp 100.000 hingga Rp 700.000. Begitupun restoran juga berikan servis naik kuda," jelas Reshwara.

Saat ini Djiugo sudah bermitra dengan Equine Photography yang memiliki cabang di Belanda, Jakarta, dan Bali. Ke depannya Reshwara menyatakan membuka kesempatan bagi berbagai perusahaan fotografi khusus olah raga berkuda untuk melakukan kerja sama.

Sedangkan untuk tur, Djiugo sudah bekerja sama dengan Pelangi Buana untuk melakukan tur menonton rangkaian Global Champions Tour di Portugal, Madrid, dan Paris.

Sedangkan di Indonesia sendiri, Reshwara ingin mendorong pengembangan wisata berkuda di Lombok dan Gili. "Kami ingin mendekati orang-orang ini, untuk membentuk paket travel yang ada di Indonesia maupun internasional," ungkap Reshwara.

Reshwara memiliki strategi pemasaran melalui instagram. Selain itu, Reshwara juga masih bergerilya melakukan pendekatan dengan berbagai komunitas berkuda yang ada di Indonesia.

Agar semakin dikenali, Djiugo juga akan menyelenggarakan Djiugo Riding School Compionship 2017-2018. Rangkaian pertandingan ini akan digelar pada 18-19 November 2017 dan 25-26 Februari 2018.

Lalu final akan dilakukan pada 15-16 Apri 2018. Saat ini sudah ada 20 Riding School yang akan berpartisipasi pada perlombaan ini dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Semarang.

Reshawara berharap ke-depannya dapat melakukan sinergis dengan Kementerian Pariwisata, Kementerian Pemuda dan Olah Raga, maupun Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). kbc10

Bagikan artikel ini: