Pupuk Indonesia energi akusisi 51% saham PT Rekind Daya Mamuju

Jum'at, 18 Agustus 2017 | 21:14 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: PT Pupuk Indonesia Energi (PI-Energi) berencana mengakuisisi 51% saham anak usaha PT Rekayasa Industri (Rekind), PT Rekind Daya Mamuju (RDM). Selain sebagai pengembangan bisnis, langkah korporasi ini  juga untuk menjamin energi bagi operasional  perusahaan dilingkungan PT Pupuk Indonesia (Persero).

Proses akuisisi itu ditandai dengan proses penandatangan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara PI-Energi dan Rekind.”Semua aksi korporasi kita lakukan untuk kemandirian sekaligus kedaulatan energi nasional serta mendukung bisnis PT Pupuk Indonesia beserta anak perusahaannya,” ujar Dirut Pupuk Indonesia Energi Tentaminarto Tri Februartono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (18/8/2017).

Sebagai informasi saja, PI-Energi merupakan anak usaha Pupuk Indonesia yang baru berusia tiga tahun. Selama tiga tahun tersebut tercatat nilai aset PI-Energi yang semula sebesar  Rp 100 miliar kini telah menyentuh Rp 1,4 triliun. Perusahaan ini resmi didirikan pada 18 Agustus 2014.

Sementara  RDM merupakan perusahaan yang membangun, memiliki dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu bara dengan kapasitas 2x25 MegaWatt (MW) di Kabupaten Mamuju,Provinsi Sulawesi Barat senilai Rp 1 triliun.

PLTU batubara tersebut merupakan bagian dari proyek 35.000 MW yang dicanangkan pemerintah. Proses konstruksi pembangkit tersebut kini sudah mencapai 97% dan akan mulai beroperasi pertama pada akhir September mendatang.

Adapun pembangkit tersebut akan beroperasi penuh pada November. Nantinya listrik dari pembangkit tersebut 50% akan dijual kepada PLN, sisanya akan dimanfaatkan untuk kebutuhan industri di grup PT Pupuk Indonesia (Persero).

Tenta begitu biasa disapa menjelaskan selain untuk kemandirian dan kedaulatan energi nasional, akuisisi juga dilakukan untuk meningkatkan daya saing BUMN pupuk. Peningkatan daya saing menurutnya dilakukan dengan mengupayakan efisiensi biaya produksi pupuk oleh BUMN pupuk melalui penggunaan teknologi yang ramah lingkungan dan penghematan bahan baku serta energi.

Pasokan energi berupa listrik, uap dan gas kepada pabrik pupuk oleh PI-Energi menurut Tenta diberikan dengan kompetensi yang tinggi sesuai kebutuhan industri dan harga energi yang kompetitif sebagai salah satu komponen Harga Pokok Produksi utama. “Untuk meningkatkan daya saing produk-produk grup pupuk Indonesia di pasaran,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasi PI-Energi Kuntari Laksmitadewi Wahyuningdyah, yang akrab disapa Tata mengutarakan PI-Energi didirikan tiga tahun lalu dengan misi utama untuk mengubah komponen energi di dalam grup Pupuk Indonesia dari cost centre menjadi profit centre. Selain itu, Tata menambahkan PI-energi juga dibentuk sebagai langkah energy business clustering di dalam Holding Pupuk Indonesia yang nantinya akan dikelola oleh PI-Energi.

PI-Energi menurutnya diberi amanah untuk memasok kebutuhan energi dan utilitas bagi seluruh anak perusahaan di dalam kelompok usaha PT Pupuk Indonesia (Persero). “Yang bergerak di industri pupuk dan agrokimia,” katanya.

Saat ini, Tata menjelaskan jika PI-Energi tengah fokus pada investasi pengembangan proyek Gresik Gas Cogeneration Plant (GGCP). GGCP menurutnya adalah proyek yang dilaksanakan untuk meningkatkan permintaan listrik dan steam dari PT Petrokimia Gresik (PG). PG sendiri, saat ini menurut Tata tengah mengembangkan fasilitas produksi terbarunya. “Yaitu Pabrik Amurea II,” ujarnya.

Selain itu, tahun lalu PI-Energi juga sudah mengakuisisi mayoritas atau 51% saham PT Kaltim Daya Mandiri (KDM) di Bontang Kalimantan Timur. KDM merupakan perusahaan pembangkit listrik yang memasok kebutuhan pabrik Pupuk Kalimantan Timur (PKT). Kapasitasnya sebesar  34 MW.

Tahun depan rencananya, Pupuk Indonesia Energi akan mengembangkan pembangkit listrik baru di dua daerah yakni untuk memenuhi kebutuhan  PT pupuk Iskandar Muda di Aceh, dan PT Pupuk Kujang di Cikampek, Jawa Barat. Untuk pembangkit listrik di Aceh, PI-Energi berencana membangun dengan kapasitas 20-30 MW. "Kami masih pelajari apakah PLTU atau PLTG," pungkasnya.kbc11

Bagikan artikel ini: