Pengalihan maskapai Qatar Airways beratkan pengelola umrah dan haji

Minggu, 25 Juni 2017 | 12:39 WIB ET
CEO Isbir Tour & Travel, Fauzi Mahendra
CEO Isbir Tour & Travel, Fauzi Mahendra

SURABAYA, kabarbisnis.com: Kalangan pelaku usaha pengelola umrah dan haji di Tanah Air menyesalkan dialihkannya penerbangan dari maskapai Qatar Airways yang mengangkut jemaah umrah ke maskapai lain. Pasalnya, selisih biaya yang harus ditanggung cukup besar, sehingga mengurangi fasilitas yang seharusnya diterima jemaah umrah.

CEO Isbir Tour & Travel, Fauzi Mahendra mengatakan, pengalihan maskapai Qatar Airways ke maskapai lain sangat memengaruhi bisnis pengelola umrah dan haji. Mengingat selama ini maskapai tersebut telah menjadi pilihan banyak jemaah umrah, karena tarifnya yang relatif lebih murah dibanding maskapai lain.

"Qatar Airways banyak dipakai khususnya untuk mengangkuta jemaah umrah kelas menengah bawah, karena memang harganya lebih miring. Terlepas karena langkah ini adalah politik negaranya, namun agi kami dengan pengalihan ke maskapai selain Qatar Airways ini sangat berpengaruh," katanya kepada wartawan di Surabaya, Sabtu (24/6/2017).

Sekadar diketahui, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memutuskan untuk mengalihkan penerbangan Qatar Airways ke maskapai lain yang bisa mengangkut jemaah umrah yang mempunyai rute ke Arab Saudi, khususnya Riyadh dan Madinah.

Pengalihan ini menyusul adanya pemutusan hubungan diplomatik oleh Arab Saudi atas Qatar. Dengan begitu Qatar Airways juga tidak bisa masuk ke Arab Saudi, tempat Kota Mekah dan Madinah sebagai kota tujuan ibadah umrah bagi umat Islam di seluruh dunia.

Kebijakan pemindahan ini telah dilaksanakan sejak Senin (5/6/2017) lalu dan dipindahkan ke maskapai Saudi Airlines dan Garuda Indonesia.

Fauzi menambahkan, prinsipnya pihaknya mendukung pengalihan penerbangan tersebut karena demi kepentingan jemaah. Namun pihaknya juga berharap konflik yang terjadi di negara-negara Timur Tengah tersebut segera berakhir sehingga maskapai Qatar Airways bisa kembali melayani penerbangan jemaah umrah.

"Mengapa, karena selama ini rata-rata 20-25 persen penerbangan jemaah umrah asal Indonesia diangkut maskapai Qatar Airways, karena memang harganya lebih murah dengan fasilitas hampir sama. Dengan pengalihan ini, otomatis pengelola umrah dan haji harus merogoh biaya tambahan sebesar Rp 2 juta-3 juta per jemaah," jelas Fauzi yang juga menjabat Wakil Ketua DPD Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji & Umroh Republik Indonesia (Amphuri) Jawa Timur ini.

Apalagi, dengan kondisi bisnis kelola umrah Tanah Air yang saat ini turun drastis, lanjut dia, kondisi itu kian membebani pelaku usaha yang pada ujungnya juga memengaruhi penurunan fasilitas yang diterima jemaah umrah.

Fauzi bilang, secara nasional, penurunan volume jemaah haji dan umrah mencapai lebih dari separuh dibanding tahun lalu. Penurunan ini, tidak lain karena faktor perekonomian yang belum juga stabil hingga memasuki paruh tahun 2017 ini.

“Ketidakstabilan ini sangat berdampak, khususnya bagi para pelaku bisnis biro perjalanan. Kalau dikalkulasi, penurunan jemaah haji dan umrah tahun ini mencapai 60 persen secara nasional,” tutur

Oleh karena itu pihaknya berharap dukungan pemerintah, baik untuk menata iklim usaha umrah dan haji, dengan memberikan kemudahan, baik secara regulasi maupun birokrasi, agar minat masyarakat yang tinggi untuk melakukan ibadah umrah bisa terlaksana dengan baik dan nyaman. kbc7

Bagikan artikel ini: