Banyuwangi masuk jajaran 25 smart city pilihan Kemenkominfo

Senin, 22 Mei 2017 | 15:15 WIB ET
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas

MAKASSAR, kabarbisnis.com: Kabupaten Banyuwangi terpilih menjadi satu dari 25 kabupaten/kota di Indonesia yang dipilih oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk didampingi dalam penerapan konsep ”smart city”. Ke-25 daerah itu dipilih dari hasil seleksi yang melibatkan Kemenkominfo, Kementerian Dalam Negeri, Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), dan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi).

Para kepala daerah dari 25 kabupaten/kota itu menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Menkominfo Rudiantara di Makassar, Senin (22/5), sekaligus untuk memulai Gerakan Menuju 100 Smart City sebagai pengembangan dari 25 daerah yang telah dipilih.

”Kami bersyukur Banyuwangi bisa terpilih dalam jajaran 25 kabupaten/kota bersama daerah-daerah yang mayoritas adalah daerah mapan. Ini kehormatan bagi Banyuwangi sebagai daerah yang sebelumnya nyaris tidak terdengar,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Anas berterima kasih kepada pemerintah pusat, dalam hal ini Kemenkominfo, yang akan mendampingi 25 daerah untuk semakin menyempurnakan penerapan konsep smart city.

”Di Banyuwangi sebenarnya kami menyebutnya sebagai ”smart kampung” karena basis kami memang di desa yang sebelumnya mungkin tidak mengenal teknologi informasi. Sekarang secara bertahap kita dorong untuk meningkatkan pelayanan publik dan menggerakkan ekonomi lokal,” kata bupati berusia 43 tahun itu.

Anas melanjutkan, Banyuwangi telah mengembangkan Smart Kampung secara bertahap sejak 2016. Smart Kampung saat itu diresmikan langsung oleh Menkominfo Rudiantara Program ini memadukan penggunaan teknologi informasi dan komunikas (TIK), kegiatan ekonomi produktif, kegiatan ekonomi kreatif, peningkatan pendidikan-kesehatan, dan upaya pengentasan kemiskinan.

“Program ini kami gagas salah satunya untuk mendekatkan pelayanan publik hingga ke level desa. Infrastruktur teknologi ini jangan hanya di kota besar saja karena justru wilayah Indonesia didominasi oleh desa-desa yang lokasinya jauh dan terpencil. Smart Kampung Banyuwangi telah menjangkau hingga desa-desa yang jauh seperti desa yang ada di Purwoharjo, Pesanggaran, Wongsorejo, Glenmore, Siliragung, Muncar,” kata Anas.

Sampai saat ini sudah ada 80 desa yang menjalankan Smart Kampung dari 189 desa yang ada di Banyuwangi. Targetnya semua desa telah menjalankan program ini hingga awal 2018.

”Sejumlah urusan kependudukan bisa diselesaikan dengan Smart Kampung, seperti surat pernyataan miskin (SPM) untuk mendapatkan layanan kesehatan secara gratis. Smart kampung ini menjadikan balai desa sebagai pusat aktivitas warga,” jelas Anas.  

Desa di Banyuwangi juga telah menjalankan e-village budgeting yang menyinergikan keuangan dan pembangunan di tingkat desa dengan kabupaten.

”Pengawasan program juga dilakukan melalui sistem lengkap dengan titik koordinat dan gambar perkembangan proyek pembangunan, sehingga menutup celah adanya proyek ganda atau fiktif. Kita menyebutnya e-vilage monitoring,” jelas Anas. kbc4

Bagikan artikel ini: