Perkuat industri game lokal, Telkom jajaki gandeng Silicon Valley

Rabu, 5 April 2017 | 08:16 WIB ET

JAKARTA, kabarbisniscom: Potensi developer game dalam negeri dinilai tidak kalah dengan pemain dari negara lain. Sadar akan hal ini, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) terus berupaya memperkuat platform untuk menjadikan game lokal sebagai tuan rumah di negeri sendiri.

SVP Media & Digital Business Telkom Joddy Hernady mengatakan, pasar industri game sebenarnya sangat besar. Tetapi di Indonesia saat ini sekitar 90 persennya dikuasai oleh pemain asing.

"Kami ingin pemain lokal ini menjadi tuan rumah di negeri sendiri seperti harapan Presiden Joko Widodo yang ingin game sebagai salah satu industri kreatif menjadi pemain utama di tanah air,” ungkap Joddy melalui keterangan tertulisnya, Selasa (4/4/2017).

Menurut dia, Telkom saat ini tengah menjajaki kerja sama dengan salah satu pemain teknologi dari Silicon Valley (SV) untuk mengembangkan platform yang bisa lebih unggul ketimbang Google Play.

"Kami ingin platform ini menampung publisher, payment, dan lainnya, semua ekosistem games-lah. Saat ini lagi jajaki dulu kerja sama business to business dengan pemain dari itu untuk melihat peluang," lanjut dia.

Proses membangun platform ala Google Play ini akan dimulai pada tahun ini. Telkom mencari mitra publisher, developer, dan lainnya sebagai ekosistem. Sementara untuk payment, Telkom sudah memiliki UPoint.

Sebelumnya, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memprediksi pada 2014 pangsa pasar games di Indonesia mencapai US$181 juta dan pada tahun 2015 sebesar US$321 juta, serta 2016 di atas US$600 juta.

Tahun 2015, sudah ada 66 juta orang Indonesia yang mengenal dunia online. Dari jumlah itu 42,8 juta orang adalah gamer. Angka-angka ini mengantar Indonesia ke peringkat 24 negara dengan pendapatan dari industri game terbanyak di dunia.

Presiden Joko Widodo pun menyadari potensi industri game ini dan menjadi salah satu alasan dibentuknya Bekraf di Kabinet Kerja.

"Game adalah industri kreatif terbesar di negeri ini. Yang buat anak muda kita semua. Tetapi pemiliknya negara lain. Ini harus diambil alih," kata Presiden. kbc10

Bagikan artikel ini: