BI RR Rate kembali bertahan di 4,75%, ini alasannya

Jum'at, 20 Januari 2017 | 09:46 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya BI 7-day Reverse Repo Rate di level 4,75% dengan suku bunga Deposit Facility juga tetap berada di level 4% dan Lending Facility 5,50%, yang telah berlaku efektif sejak 20 Januari 2017.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dilaksanakan pada 18-19 Januari 2017 itu menyoroti sejumlah risiko global terkait dengan arah kebijakan Amerika Serikat dan China serta kenaikan harga minyak dunia, termasuk dampak harga/barang yang diatur pemerintah (administered price) terhadap inflasi.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Sagara mengatakan, kendati pertumbuhan ekonomi dunia akan kembaik didukung ekonomi AS dan China, namun masih memiliki risiko. Dampak kebijakan fiskal AS dan kenaikan Fed Fund Rate akan meningkatkan cost of borrowing.

"Perbaikan ekonomi AS didorong oleh peningkatan konsumsi dan peningkatan investasi nonresidensial, pengangguran rendah dan inflasi mengarah ke target jangka panjang. China juga baik tercermin dari penjualan eceran dan investasi swasta," katanya, di Jakarta, Kamis (19/1/2017).

Sebelumnya, Kepala Ekonom PT Maybank Indonesia Tbk., Juniman mengatakan, beberapa tantangan global di antaranya ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed yang diproyeksikan sebanyak tiga kali di 2017 akan berimplikasi pada kenaikan suku bunga global dan suku bunga di dalam negeri.

Dari Eropa, Inggris Raya diprediksi akan mengeksekusi diri keluar dari Uni Eropa sehingga pusat keuangan akan berpindah ke negara lain dan menambah ketidakpastian. Sementara, Jepang akan sulit tumbuh cepat akibat masalah struktural dan demografi dengan makin banyaknya penduduk usia lanjut.

Di sisi lain, China masih harus bekerja keras di tengah perlambatan dan Yuan terus melemah. Pemulihan ekonomi di China yang diperkirakan tidak secepat Amerika Serikat akan menyulitkan ekonomi global kembali berangsur baik.

“Masalah akan ada di stabilitas moneter, makroekonomi. Belum lagi masalah geopolitik. Rupiah akan fluktuatif di tahun ini. Dengan kondisi seperti ini, BI akan menahan suku bunganya,” ujarnya. kbc10

Bagikan artikel ini: