Ada 'tanda jadi' dalam gaung swasembada jagung 2016
JAKARTA, kabarbisnis.com: Kementerian Pertanian (Kementan) menetapkan penanaman jagung di tahun 2016 sebesar 2,24 juta hektare (ha), naik drastis dibandingkan tahun 2015 sebesar 1,1 juta ha. Semua itu diupayakan guna mengejar penaikkan progresif produksi jagung hingga sebesar 24 juta ton pipilan kering.
Angka Ramalan II Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis belum ini mengungkapkan produksi jagung tahun 2016 sebesar 23,2 juta ton , naik 3,55 juta ton, terbilang signifikan dibandingkan realisasi produksi tahun lalu sebesar 19,6 juta ton.
Bahkan laporan produksi jagung dilaporkan BPS itu menembus proyeksi yang direncanakan Kementan awal tahuns sebesar 21,5 juta ton.Melimpahnya hasil panen jagung petani ini makin memberanikan pemerintah melakukan penutupan impor jagung paling lambat 2018. Di sisi lain, besarnya panen produksi jagung petani diatas kertas ini menjadi amunisi pemerintah menekan pabrik pakan tidak lagi berasalan kekurangan bahan baku.
Dirjen Tanaman Pangan Hasil Sembiring kepada kabarbisnis.com di Jakarta, baru baru ini mengatakan guna mencapai swasembada jagung menempati dua strategi.Pertama, perluasan areal tanam baru.Untuk itu, pemerintah memberikan fasilitasi berupa bantuan benih gratis bersertifikat di areal seluas 1,5 juta ha.
Petani juga memperoleh pengawalan untuk peningkatan produktivitas sekaligus meningkatkan usaha paska panen.Atas hal ini fasilitasi mekanisasi pertanian berupa dryer dan mesin pemipil jagung.Pemerintah juga berkoordinasi dengan instansi terkait menyediakan lahan khusus seluas 725.000 ha.
Lahan khusus disini berupa di lahan perkebunan milik di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Perhutani.Pengembangan lahan baru diintegrasikan antara tanaman jagung dengan sawit ,jagung dengan karet khusus diareal tanam belum menghasilkan (TBM).Hal sama diupayakan dengan memanfaatkan lahan PT Perkebunan (PTPN).
Hasil memperhitungkan petani akan mampu memanen empat sampai lima tahun berturut turut.Luas areal penanaman milik BUMN kehutanan ini diperkirakan lebih 200.000 ha,diantaranya di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.Penanaman jagung di areal baru juga dirintis di lahan sub otimal seperti yang tidak terpakai milik Tentara Nasional Angkatan Darat (TNI-AD). Misalnya di Kabupaten Bandung Barat, kita tanam 100 hektar.
Adapun strategi kedua melalui peningkatan indeks pertanaman di daerah yang biasa tanam jagung yang lazimnya satu kali mejadi dua kali.Penanaman dapat dilakukan di sentra jagung di Jawa Timur yang selama ini berkontribusi 40% dari produksi nasional.
Hasil memperkirakan realisasi penanaman areal jagung dilahan lahan khusus hingga akhir tahun 2016 sebesar 60% dari target menyusul kebijakan pemangkasan anggaran di semua kementerian dan lembaga. Anggaran Ditjen Tanaman Pangan susut Rp 2,7 triliun. Sempat menjadi kegamangan dikarenakan penghemataan fiskal ini menyebabkan program berhenti di tengah jalan.
Hasil mengakui pemangkasan anggaran menyebabkan eksekusi program dilapangan mengendur. Akselerasi penanam jagung di lahan baru mengalami perlambatan. Namun dia meyakini upaya pencapaian swasembada jagung tetap berjalan.Kementerian Keuangan merekomendasikan Kementan memberikan ‘tanda jadi’ sebagai uang muka kepada produsen benih/ kontraktor lainnya sebesar 1%. Selebihnya, akan dibayarkan dalam perhitungan Sisa Kurang Pembayaran Anggaran (SIKPA) 2017.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Dwi Iswari dalam seminar outlook tantangan tantantangan dan peluang agribnis 2017 baru baru ini mengakui kesulitan menemukan calon petani calon lokasi (CPC l). Pasalnya, sebelum bantuan benih diberikan kementan dan dinas pertanian harus menentukan petani yang mau menanam jagung dan bekerjasama memasok untuk kebutuhan bahan baku perusahaan pakan.
Bahkan untuk penanaman jagung di tahun 2017 seluas 3 juta ha, jumlah CPCL baru terdata sebesar 50 %. Bukan hanya itu, Dwi Iswari juga tidak menampik pihaknya mengalami kendala pendistribusian mekanisasi pertanian karena lokasi area penanaman tidak ditunjang jalan usaha tani yang memadai.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman berambisi Indonesia tidak lagi membutuhkan impor jagung mulai tahun 2017, lebih cepat satu tahun seperti yang Presiden Joko Widodo harapkan. Atas hal ini, Dwi Iswari mengatakan Kementan memfasilitasi pemberian benih jagung dan pupuk gratis.
“Swasembada jagung di tahun 2017 itu menunggu proses (penanaman red) 3 juta hekare. Kita sudah patnerkan dengan 21 pabrik pengusaha pakan ternak.Pabrikan harus memetakan berapa luas areal jagung yang akan dihasilkan petani yang sudah dikerjakasamakan untuk memasok sebagai bahan baku,” terangnya.
Bak gayung bersambut, masih ditempat sama, Ketua Asosiasi Petani Sawit Provinsi Riau Setiono mengatakan, bersama kelompok tani yang dibentuknya sangat berminat mengembangkan penanaman jagung yang diintegrasikan dengan sawit. Saat ini, kelompok taninya secara bertahap tengah melakukan penanaman sawit kembali dengan total garapan mencapai 143.000 ha.
Hanya saja, dirinya merasa kesulitan karenanya minimnya akses informasi agar kelompok taninya juga memperoleh fasilitas membudidayakan jagung. Mengenai hal ini Dwi Iswari menyarankan mengusulkan proposal kepada dinas pertanian provinsi sehingga kelompok taninya segera diverifikasi. Apabila kelompok tani tersebut dinilai layak difasilitasi maka dinas dapat merekomendasikan kepada kementan untuk segera diproses sebagai nominasi CPCL di tahun 2017.kbc11
Theme Park Segera Dibuka, 200 Unit Rumah dan Ruko Free PPN di CitraLand City Kedamean Terjual
Siap-siap War Tiket! Westlife Bakal Manggung di Candi Prambanan Yogyakarta
Rupiah Tembus Rp16.200, BI Siapkan Intervensi
BNI Beri Dukungan Program Masjid Ramah Kemenag