Indikasi RI masuk perangkap pendapatan menengah kian nyata

Rabu, 21 Desember 2016 | 21:18 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Institute for Development on Economics and Finance (Indef) menilai, indikasi Indonesia terjebak sebagai  negara berpenghasilan menengah (middle income trap) semakin nyata jika tren penurunan pendapatan nasional terus berlanjut.

Peneliti Indef Eko Listiyanto di Jakarta, Rabu (21/12/2016) mengatakan, pertumbuhan yang tidak berkualitas akan membawa Indonesia pada middle income trap (MIT).Fenomena MIT ini dapat disebabkan ketiadaan sektor industri yang memiliki nilai tambah secara gradual dari waktu ke waktu.

Eko memcontohkan, pada industri manufaktur yang pada level tertentu tidak lagi kompetitif. "Indikator untuk melihat gejala MIT, bisa dilihat dari tingkat pendapatan nasional kotor (gross national income/GNI) per kapita," kata Eko.

Eko menjelaskan ada empat penggolongan dari tingkat pendapatan suatu negara, di antaranya adalah negara miskin (low income countries) dengan GNI hingga US$1.035. Kemudian negara lower middle income yakni dengan GNI antara US$1.036 hingga US$4.085.

Lalu negara upper middle income, dengan GNI antara US$4.086 hingga US$21.615, dan negara kaya (high income countries) dengan GNI per kapita di atas US$21.616.Sementara hingga 2015, GNI per kapita Indonesia masih berada di level US$3.440, lebih rendah dibandingkan 2012.

"Pasca 2012, terdapat tren penurunan GNI per kapita. Dengan besaran GNI tersebut, Indonesia masuk dalam kategori negara lower middle income. Nah, jika tren penurunan terjadi secara gradual, bisa dipastikan Indonesia tidak akan terhindar dari jebakan negara kelas menengah," pungkasnya.kbc11

Bagikan artikel ini: