Ini siasat Kementan jadikan buah nusantara sebagai primadona di pasar domestik

Minggu, 27 November 2016 | 15:29 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Saat ini, total luas lahan perkebunan buah di Indonesia sekitar 1 juta hektare (Ha). Sayangnya, lahan sebanyak itu belum mampu menguasai pasar dalam negeri.

Di sisi lain, meski dikalim porsi buah impor hanya sebesar lima persen dari total produksi buah nasional tidak jarang justru lebih memperoleh tempat ketika berkunjung ke ritel modern.

Data Ditjen Hortikultura menyebutkan produksi buah nasional tahun 2014 sebesar 19.805.977 ton meningkat menjadi 20.167.376 ton (naik 1,8%) pada tahun 2015.Karenanya pemerintah terus berupaya mengkampanyekan ikon 'Buah Nusantara' sehingga menjadi prima di pasar domestik.Salah satu caranya menggelar parade 'Mencintai Buah Nusantara' yang berlokasi di area Car Free Day (CFD) MH Thamrin, Jakarta, Minggu (27/11/2016).

Dalam kesempatan itu,Kementerian Pertanian membagikan secara cuma cuma buah nusantara kepada masyarakat yang tengah beraktifitas di area CFD. "Silakan bapak ibu, mari cicipi buah-buah nusantara, kaya serat, sehat, gratis," ajak seorang staff kepada masyarakat.

Tak pelak, ajakan tersebut langsung  disambut antusias para peserta CFD.Setidaknya disiapkan 10.000 buah yang terdiri dari berbagai jenis buah tropis khas nusantara seperti manggis, pisang,s alak, mangga, belimbing dan buah naga.

Direktur Jenderal Hortikultura Spudnik Sudjono mengatakan, parade ini sebagai lanjutan dari parade buah nusantara yang dibuka Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Diakui tingkat konsumsi buah masyarakat Indonesia masih cukup rendah dan jauh di bawah rekomendasi FAO yaitu 36 kg per kapita per tahun dari 73 kg per kapita per tahun.

Beberapa alasan diantaranya menilai harga buah masih mahal. Padahal harga buah lokal sangat terjangkau masyarakat. Namun, menurut Spudnik angka tersebut sedikit demi sedikit mulai meningkat seiring banyaknya imbauan untuk mengkonsumsi buah dan kecukupan serat untuk masyarakat.

Spudnik menambahkan peningkatan pasar buah lokal berawal dari peningkatan konsumsi masyarakat dalam negeri terlebih dahulu. “Kita terus dorong untuk mencintai buah nusantara," harapnya.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Gardjita Budi mengatakan kegiatan seperti ini diharapkan kesadaran masyarakat akan meningkat akan pentingnya menjaga konsumsi buah lokal.Hal ini diyakini akan membuat meningkatnya permintaan buah di pasaran.

"Ini kita tunjukkan supaya semuanya tahu, bahwa buah kita juga bisa dikonsumsi dan enak, dan sehat. Yang kedua, kita terus gairahkan produksinya, kualitasnya diperbaiki. Semakin laku di dalam negeri, dan bisa lebih banyak laku ke luar negeri," terangnya.

Pada tahun 2015 volume ekspor buah-buahan sebesar 68.556 ton atau meningkat 65,26% dibandingkan tahun 2014, sedangkan nilai ekspor buah tahun 2015 sebesar US$ 37,77 Juta (meningkat 30,47%). Sementara impor menunjukkan penurunan dari 423.921 ton pada tahun 2014 menjadi 344.221 ton pada tahun 2015 (menurun 18,80%) yang diikuti penurunan nilai impor dari US$ 621,40 Juta pada tahun 2014 menjadi US$ 534,83 Juta pada tahun 2015 (menurun 13,93%).kbc1

Bagikan artikel ini: