PHE WMO tetap jadi kontributor migas terbesar Pertamina

Kamis, 18 Agustus 2016 | 14:30 WIB ET

GRESIK, kabarbisnis.com: Turunnya harga minyak dunia memaksa PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) memangkas kegiatan eksplorasi dan ekspoitasi di wilayah kerjanya yang ada di perairan lepas pantai Bangkalan, Madura.

Meski begitu, dengan produksi gas sekitar 100 hingga 110 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan minyak sekitar 10.000 barel per hari (BOPD) PHE WMO tetap mampu berkontribusi dalam pencapaian target induknya yakni PT Pertamina Hulu Energi (PHE).

"Produksi PHE WMO menjadi salah satu tulang punggung bagi tercapainya target produksi PHE pada semester I 2016 ini. Kami harap kinerja ini terus ditingkatkan dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan pekerja dan lingkungan," kata President Director PHE, Gunung Sardjono Hadi.

Penegasan itu disampaikan Gunung Sardjono saat ramah tamah dengan karyawan dan warga seusai menjadi inspektur upacara peringatan HUT Kemerdekaan ke-71 Republik Indonesia yang berlangsung di areal ORF (Onshore Receiving Facility) PHE WMO di Desa Sidorukun, Gresik, Rabu (7/8/2016).

Gunung memaparkan, produksi gas PHE sampai saat ini (year to date) sebesar 776,6 MMSCFD. PHE memproyeksikan produksi gas hingga akhir tahun 2016 mencapai 724,6 MMSCFD, naik dibandingkan realisasi tahun lalu sebesar 678 MMSCFD.

Untuk minyak, PHE belum akan meningkatkan produksi karena kondisi harga minyak yang relatif masih rendah. Meski begitu, pada akhir tahun 2016, PHE mematok produksi minyak 62.613 BOPD, lebih tinggi dari target 61.000 BOPD. 

Keberhasilan PHE WMO, lanjut Gunung, bukan hanya buah kerja keras karyawan dan manajemen, tetapi pastilah juga berkat dukungan seluruh pemangku kepentingan, khususnya warga di sekitar areal operasi atau pun ORF yang ada di Gresik.

"Terima kasih atas dukungan dan kerjasama yang telah bapak dan ibu berikan sehingga PHE WMO bisa menjadi salah satu tulang punggung bagi PHE dalam pemenuhan produksi minyak dan gas. Dukungan warga sangatlah penting sehingga kegiatan operasi berjalan lancar," kata Gunung Sardjono.

Sementara itu, dalam upacara peringatan HUT ke-71 Kemerdekaan Indonesia yang digelar PHE WMO berlangsung khitmat. Upacara yang dipimpin langsung President Director PHE Gunung Sardjono Hadi tidak hanya diikuti oleh pekerja pengeboran, administrasi, hingga petugas security, tetapi juga melibatkan tokoh masyarakat, pemuda dan perwakilan perangkat Desa Sidorukun, Gresik.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto dalam sambutan tertulis yang dibacakan Gunung Sardjono mengatakan, mengacu tema peringatan kemerdekaan untuk mencapai kedaulatan, Pertamina sebagai tangan negara terus meningkatkan kehadirannya. Melayani masyarakat di setiap jengkal wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Untuk itu, Pertamina tidak hanya fokus pada bisnis semata melainkan masuk ke pedalaman hingga pulau-pulau kecil hingga ke wilayah perbatasan. 

Berkaitan dengan semangat kemajuan sebagai implementasi buah proklamasi, Dwi Soetjipto berharap Pertamina terus meningkatkan peran dalam kesejahteran masyarakat melalui peran di sektor industri energi. 

Dipaparkan, beberapa peran proyek strategi sedang kita jalankan. Diantaranya, pengembangan lapangan Jambangan Tiung-Biru, pembangunan 13 pembangkit listrik tenaga panas, pengembangan terminal BBM di Pulau Sambu, dan di Tanjung Uban, Kepulauan Riau.

"Selain itu ada peningkatan kapasitas kilang melalui program RDMP Balikpapan, Cilacap, Dumai, dan Balongan. Serta pembangunan kilang baru melalui program GRR di Bontang, dan Tuban. Tidak ketinggalan pula pembangunan perpipaan gas Gresik-Semarang. Dari semua kegiatan itu melibatkan 291 ribu tenaga kerja," ungkapnya. 

Di bagian terakhir, Dwi Soetjipto menegaskan berkait dengan tema kerjasama dengan dunia, Pertamina mengambil inisiatif mendukung peran diplomasi pendidikan, maupun ekonomi. Khusus diplomasi ekonomi, Pertamina bekerjasama di bidang energi, baik dalam ekspor maupun impor migas. Perluasan jangkauan pelayanan pemasaran BBM dan pelumas, maupun pengembangan ladang migas di luar negeri. 

Di sektor hulu misalnya, lanjut Dwi Soetjipto, capaian produksi Pertamina meningkat. Sampai semester pertama 2016 produksi minyak mentah naik 10 persen dari capaian produksi 2015. Pada bulan Agustus, Pertamina juga berencana membeli saham perusahaan minyak di luar negeri yang bila diproyeksikan menambah produksi 30.000 BOPD.

"Sedangkan di sektor pemasaran Pertamina juga mulai menginisiasikan operasi di luar negeri. Contohnya, untuk pelumas pihaknya sudah mengakuisisi pabrik pelumas di Thailand. Berikutnya, brand terkait dengan itu brand kami sudah ada di Timor Leste, dan Myanmar serta di beberapa negara ASEAN lainnya," ujarnya. 

Selain kinerja operasional, pilar efisiensi di semua lini menghasilkan dampak keuangan yang signifikan. Pada tahun 2015, efisiensi tersebut mencapai USD 608,41 juta. Target Pertamina di tahun 2016 adalah sebesar USD 1.635 juta. Sampai semester pertama 2016 tercapai USD 1.089 juta lebih besar 114 persen dari target semester pertama di tahun 2016.kbc6

Bagikan artikel ini: