Bangun jargas di 38 kota, Indonesia butuh dana Rp111 triliun

Senin, 2 Mei 2016 | 23:51 WIB ET

SURABAYA, kabarbisnis.com: Pemerintah kian gencar merealisasikan program "city gas" dengan membangun jaringan gas (jargas) di 38 kota di seluruh Indonesia. Secara nasional, potensi pembangunan jargas di 38 kota tersebut mencapai 7,9 juta sambungan yang akan dilaksanakan hingga 2025 dengan dana yang dibutuhkan sebesar Rp 111 triliun.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan target pembangunan 7,9 juta sambungan tersebut sebenarnya belum apa-apa jika dibanding dengan jumlah penduduk Indonesia. Hanya saja, untuk saat ini pembangunan jargas memang diprioritaskan di berbagai kota yang dekat dengan sumber gas. Hal ini untuk meminimalisir biaya pembangunan transmisi yang dibutuhkan.

"Hingga tahun 2019, kami menargetkan ada sekitar 1,3 juta sambungan dengan investasi Rp 18,2 triliun. Kemudian sampai 2025, diperkirakan dapat dibangun sampai 5 juta sambungan dengan investasi sebesar Rp 70 triliun," kata Sudirman Said saat Peresmian dan Groundbreaking Jargas di Pondok Nirwana Kedung Baruk Rungkut Surabaya, Senin (2/5/2016).

Lebih lanjut ia memaparkan, investasi untuk pembangunan 1,3 juta jargas tersebut tidak sepenuhnya didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tetapi sebagian juga dibiayai oleh PGN dan Pertamina. Sudirman memerinci, sekitar 1 juta sambungan dari APBN, sisanya sekitar 300 ribu sambungan akan didanai oleh PGN dan PT Pertamina (Persero).

"Sampai saat ini, jargas yang sudah terbangan mencapai sebanyak 204.766 sambungan. Sebanyak 97.076 sambungan didanai dari APBN, 107.690 sambungan dari PGN dan 5.000 sambungan yang tengah tahap konstruksi didanai oleh Pertamina," terangnya.

Ia menegaskan bahwa komitmen pemerintah dalam menyediakan energi bersih semakin bulat. Tidak hanya memasang target sangat tinggi, komitmen tersebut bisa dilihat dari peresmian groundbreaking proyek pembangunan 24.000 sambungan gas rumah tangga untuk 14 kelurahan di Kota Surabaya. Pembangunannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2016.

Sebelumnya, pada 2009, bersumber pada APBN pula, telah tersambung 2.900 jaringan gas di Kelurahan Kali Rungkut dan Rungkut Kidul. Pengoperasiannya diserahkankelolakan ke PGN.

"Kita berkejaran dengan waktu untuk mempercepat konversi bahan bakar minyak (BBM) ke gas bumi karena cadangan minyak kita semakin menipis hanya mampu bertahan selama 13 tahun, sementara cadangan gas kita masih cukup banyak. Penggunaan gas jauh lebih menguntungkan, baik secara ekonomi, lingkungan, maupun bagi masyarakat," tegasnya.

Pada pada 29 Februari 2016, dalam Penandatanganan Kontrak Kegiatan Strategis Tahap III Tahun Anggaran 2016 Kementerian ESDM yang dihadiri Presiden Joko Widodo, pemerintah mendeklarasikan penugasan kepada PGN untuk mengerjakan proyek senilai kontrak Rp285,21 miliar tersebut. Sambungan pipanya sepanjang 167.506 meter.

Bukan hanya di Surabaya, pemerintah juga memandati PGN untuk mengelola dan mengoperasikan total 43.000 sambungan Jargas rumah tangga yang dibangun di 10 kota lainnya, yakni di Bogor, (rumah susun) di Jabodetabek, Cirebon, Palembang, Depok, Tarakan, Bekasi, Blora, Semarang, hingga Sorong.kbc6

Bagikan artikel ini: