Bikin album, Andrea Miranda tak banyak libatkan sang ayah
SURABAYA, kabarbisnis.com: Meski sang ayah adalah musisi ternama, tak membuat Andrea Miranda serta merta mengajaknya dalam pembuatan debut albumnya. Gadis yang sempat menimba ilmu tentang panggung musikal di New York Film Academy, Amerika Serikat ini malah menggandeng musisi Dian HP.
Penyanyi yang akrab disapa Dea ini mengaku dia justru takut melakukan sesuatu di bawah bayang-bayang sang ayah. “Selain, tentu kesan yang umum adalah bila orangtua banyak terlibat, yang terjadi adalah pemaksaan kehendak orangtua pada anak. Tidak murni keinginan anak tersebut,” celetuk Purwacaraka yang turut mendampingi Dea di Hotel Yello Surabaya.
Meski begitu tak berarti Dea melepaskan sama sekali peran sang ayah. Purwacaraka justru menempati posisi penting di album berjudul self titled “Andrea Miranda” ini, yaitu sebagai produser.
Menurut Dea, album ini merupakan wujud mimpinya sejak lima tahun silam. Album yang dilabeli Purwacaraka Music Studio ini lebih menonjolkan genre pop yang dipadu musikal teater dan sentuhan orchestra. Alasannya pasti, Dea sangat mencintai teater musikal.
Diakui Dea, jenis musik pop orchestra ini dia pilih setelah dia beberapa kali terlibat dalam pementasan drama musikal seperti Gita Cinta The Musical 1 & 2 karya Dian HP yang disutradarai Ari Tulang. Juga pentas Onrop Musikal garapan Joko Anwar, Semut Merah Semut Hitam yang ditulis dan disutradarai Titik Puspa, serta Sangkuriang karya Dian HP yang disutradarai Wawan Sofwan.
“Genre musik itu saya pilih karena memiliki emotional value yang mendalam,” tegas lulusan Universitas Pelita Harapan Jakarta Jurusan Musik ini.
Dea berharap musik yang menjadi passionnya itu bisa menyebar lebih luas, dan sekaligus membuktikan bahwa masyarakat Indonesia mengapresiasi musisinya sendiri. “Fenomena yang terjadi, seberat apa pun musik yang dihadirkan musisi luar selalu bisa diterima dengan baik masyarakat kita. Aku hanya ingin membuat orang lebih aware untuk tidak terbuai pada fenomena itu,” tandasnya.
Ada delapan lagu mengisi album tersebut. Satu diantaranya adalah Stellar Sky yang liriknya khusus garapan Dea dibantu musik oleh Tantra dan Mhala ‘Numata’.
Lewat lagu itu, Dea ingin memberi motivasi ke penikmat musik agar tidak mudah putus asa ketika gagal. “Selalu ada jalan untuk sesuatu yang lebih baik setelah kita mengalami kejatuhan,” papar Dea yang sempat mengambil short course di Berklee College of Music, Amerika Serikat, Jurusan Pop/R&B (2009).
Penyanyi pendatang baru Andrea Miranda meluncurkan album perdana berjudul namanya, yang dia selesaikan dalam waktu 10 bulan. "Rencana album sudah dari 2012, udah mulai ngobrolin konsep album," kata Andrea.
Andrea memilih pop dengan iringan orkestra 32 piece, Budapest Music Orchestra dari Hungaria, untuk album perdananya yang antara lain berisi lagu "Mereka Tahu Namaku", "Mengapa Rasa" serta lagu lama "Cinta Putih" dari Titiek Puspa dan "Aku Cinta Kepadamu" milik Dodo Zakaria yang diaransemen ulang.
Mereka melakukan rekaman lintas benua menggunakan sambungan Internet selama empat jam untuk delapan lagu dalam album itu.
Andrea juga berkolaborasi dengan Teza Sumendra, Tohpati dan Gabriel Harvianto dalam menggarap album perdananya.
Andrea, yang merupakan putri musisi Purwacaraka, memberi sentuhan teater musikal ke albumnya karena pernah terlibat dalam pagelaran musikal seperti "Gita Cinta Musikal", "Onrop" dan "Sangkuriang".
Perempuan yang biasa dipanggil Dea itu pun pernah menimba ilmu tentang panggung musikal di New York Film Academy, Amerika Serikat.
Meski baru meluncurkan album pertama setelah cukup lama berada di dunia musik, Andrea optimistis dengan karyanya karena menilai tidak banyak yang mengusung musik seperti yang ia buat di industri musik sekarang ini.
Akhir tahun 2015, industri musik Indonesia akan diramaikan oleh penyanyi muda bertalenta kuat Andrea Miranda. Sejak usia 5 tahun Dea, ia biasa dipanggil, sudah akrab dengan dunia musik. Tidak heran, kecintaan Dea terhadap musik merupakan influence kuat yang Ia dapatkan dari Ayahnya, Purwatjaraka, seorang Maestro Musik Indonesia dan juga keponakan dari Trie Utami, penyanyi senior yang sudah tidak asing lagi di dunia musik Indonesia.
Karena itu, setelah lulus SMA, Dea melanjutkan studinya ke Universitas Pelita Harapan, Jurusan Musik dan di akhir kelulusannya, Dea mendapat penghargaan High Distinction. Setahun kemudian Dea mengambil short course di Berklee College of Music, Amerika Serikat, Jurusan Pop/R&B, tahun 2009.
Masih ingin memperdalam ilmunya, maka di tahun 2014, Dea kembali menimba ilmu ke Amerika di New York Film Academy dan disana Dea belajar dari pemain berkelas dunia yang berkecimpung di Broadway yang terlibat dalam The Lion King, A Chorus Line, The Phantom of the Opera dan Wicked.
Dan, Rabu, 11 November 2015 bertempat di Balai Resital Kertanegara, Dea merilis album bertajuk "Andrea Miranda" yang diproduseri sang Ayah. Album yang disiapkannya sejak 4 tahun lalu, akhirnya terealisasi berkat bantuan banyak pihak, satu diantaranya adalah Dian HP, Komposer senior Indonesia sebagai Music Director. Selain itu, dalam album ini Dea merangkul musisi-musisi yang sudah tak asing lagi di industri musik Indonesia diantaranya, Tohpati, Ifa Fachir, Mhala Numata, Tantra Numata, Gabriel Harvianto dan juga Teza Sumendra.
Sebuah warna lain di blantika musik Indonesia akan dihadirkan Dea lewat album perdananya ini. Mengusung genre pop yang dipadukan dengan musikal teater dengan sentuhan orchestra, tentunya menjadi hal baru dan mengingatkan kita pada Film Musikal "Glee". Genre ini ia pilih karena kecintaannya terhadap teater musikal.
Terlebih beberapa kali Dea terlibat dalam drama musikal seperti Gita Cinta The Musical 1 & 2 karya Dian HP yang disutradarai oleh Ari Tulang, Onrop Musikal yang disutradarai oleh Joko Anwar, Semut Merah Semut Hitam yang ditulis dan disutradarai oleh Titiek Puspa, dan Sangkuriang karya Dian HP yang disutradarai oleh Wawan Sofwan. Membuat Dea semakin mantap memilih genre yang dianggapnya memiliki emotional value yang mendalam.
Selain melibatkan musisi Indonesia yang sudah malang melintang di dunia musik, Dea juga melibatkan "Budapest Music Orchestra" untuk mengisi orkestrasi musiknya. Uniknya proses rekamannya dilakukan live streming di 3 (tiga) negara yang berbeda, Indonesia, Hungaria dan San Fransisco-Amerika Serikat.
Proses penggarapan album yang dilabeli oleh Purwatjaraka Music Studio ini memakan waktu 10 bulan.
Merupakan waktu yang cukup singkat dan sangat efisien mengingat tidak sedikit musisi baik dalam dan luar negeri yang terlibat. Terlebih orkestrasi musik yang dilakukan Budapest Music Orchestra dilakukan di Hungaria. Akan tetapi dengan kemajuan teknologi, semua proses dilakukan dengan sangat singkat dan efisien. Proses recording yang dilakukan live streaming hanya membutuhkan waktu 4 (empat jam). Dan semua proses komunikasi dan diskusi dengan musisi yang berada di Budapest dilakukan via skype dan e-mail.
Album dengan Self Title "Andrea Miranda" miliknya berisi 8 (delapan) lagu diantaranya; Kalau Memang Kamu (Cipt. Tantra dan Mhala Numata), Mereka Tahu Namaku (Cipt. Ifa Fachir dan Mhala Numata), Mengapa Rasa (Cipt. Ifa Fachir dan DRS), Sama (Cipt. Ifa Fachir dan Mhala Numata), Kamulah Cinta (Cipt. Dian HP dan Alim Studio), Stellar Sky (Cipt. Tantra dan Mhala Numata). Dan dua diantaranya merupakan lagu legendaris milik Titiek Puspa berjudul Cinta Putih (Cipt. Titiek Puspa) dan lagunya Vina Panduwinata berjudul Aku Cinta Kepadamu (Cipt. Dodo Zakaria) yang diaransemen ulang dan akan disajikan berbeda oleh Dea, yang juga menjadi Single pertama dari albumnya Dea.
Dea menghadirkan udara segar ditengah industri musik Tanah Air yang kian ramai. Ia berharap musik yang dihadirkannya ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Besar harapannya bahwa musik yang menjadi passionnya ini akan menyebar lebih luas lagi untuk membuktikan bahwa masyarakat Indonesia mengapresiasi musisinya sendiri.
"Fenomena yang terjadi adalah seberat apapun musik yang dihadirkan musisi luar selalu diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Aku hanya ingin membuat orang lebih aware untuk tidak terbuai dengan fenomena itu. Aku coba memberi wadah bagi penyuka Glee dengan menghadirkan album ini dan menyadarkan masyarakat Indonesia bahwa ada musik semacam ini yang dibawakan anak negeri" ungkap Dea. kbc7
Hati-hati! Empat Kosmetik Ini Dilarang Beredar di RI
BI Siapkan Rp197,6 Triliun Uang Baru buat Lebaran, Begini Cara Penukarannya
Mampukah THR dan Gaji ke-13 bagi ASN Angkat Ekonomi RI Tumbuh 5,2%?
AstraPay Incar Transaksi Rp5 Triliun Selama Ramadan 2024
Mudik Pakai Mobil Listrik Tak Lagi Panik, Nih Deretan SPKLU di Ruas Tol Trans Jawa