Hilirisasi jagung, ibarat bertubuh besar tanpa kedewasaan

Minggu, 10 April 2016 | 21:06 WIB ET

JAKARTA, kabarbisnis.com: Industrialisasi jagung nasional saat ini mengalami pertumbuhan cepat namun tanpa dibarengi pengembangan di sektor hilir

“Produksinya meningkat sangat cepat tapi tidak pernah diikuti pertimbangan di banyak pihak yang dapat menjadi produksi jangka panjang,Kalau saya renungkan industri jagung itu sama dengan perkembangan anak-anak. Jadi kalau anak –anak kalau dikasih makan dengan baik maka akan bertumbuh, berat badan dan tinggi badannya. Industri jagung saya katakan growth without development. Ibarat  anak-anak tumbuh besar tapi tidak matang tidak mencapai potensi yang sebenarnya,” ujar mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih dalam seminar bertema ‘Kebijakan Jagung, Petani Tertolong Petani Tertodong’ di Jakarta, kemarin.

Apabila di sektor agrobisnis, sambung Bungaran outputnya dapat tumbuh namun sayangnya sistemnya tidak kondusif berkembang .Pola penanaman tidak dibarengi upaya peningkatan efisiensinya. ”Saya mengkritik saya sendiri yang pernah sebagai Mentan.Gagal membuat jagung itu meningkat efisiensinya,” ujar Bungaran.

Dia pun mempertanyakan harga jagung yang rentan bergejolak.Meski faktor iklim memberi pengaruh besar terhadap penanaman, namun dia juga melihat sempitnya pengelolaan areal tanam yang menjadikan petani pada status gurem.” Kalau kita tidak dapat mengorganisir petani dalam organisasi yang modern dan efisien jangan harapkan industri jagung kita akan tumbuh. Maka kita hanya menjadi pengimpor jagung,” terangnya

Bungaran menambahkan industri perunggasan juga tidak akan bertumbuh dengan baik apabila bahan baku pakan tidak terorganisasi di dalam negeri. Padahal, dengan mengorganisir para petani gurem maka akan menghubungkannya dengan sektor hilir.

Peneliti Indef Immaduddin Abdullah mengatakan, lemahnya penguasaan di sektor paska panen, informasi harga dan pemasaran menyebabkan posisi petani tidak menjadi pricetaker. Begitu juga keterbatasan gudang penyimpangan, sehingga petani hanya menyimpan didalam karung .

Gilirannya, laju harga jagung ditingkat konsumen jauh lebih tinggi ketimbang laju harga ditingkat produsen.Artinya marjinnya semakin besar diluar petani. Sementara tingkat kesejahteraan petani jagung tidak secepat pertumbuhan industrinya yang disebabkan struktur pasarnya yang bermasalah karena rantai pasokan yang sangat panjang.

 

Akhirnya petaninya di posisi dikorbankan. Adapun konsumen dalam arti peternak juga terkena dampak. kbc11

Bagikan artikel ini: